Chapter 22
○ ○ ○
Yoo Mi's Pov
Sesampainya di rumah, aku langsung membawa barang belanjaan dengan dibantu Chanyeol.
Setelah itu kami letakkan semuanya di meja dapur.
"Oppa, aku mandi dulu, ya. Oppa tidak ingin mandi dulu?" Tanyaku.
Chanyeol yang sedang asik mengeluarkan bahan-bahan yang mungkin akan ia butuhkan untuk memasak menggeleng. "Nanti saja. Aku masak dulu, agar saat kau selesai mandi semuanya sudah siap."
Aku mengangguk. "Baiklah. Masak yang enak, Oppa! Hwaiting!" Aku mengepalkan tangan dan mengangkatnya ke udara.
Chanyeol tertawa dan tiba-tiba ia berjalan menghampiriku lalu mencium keningku.
Tawaku sirna sudah, digantikan dengan detak jantung yang berdetak tak karuan. Aku tidak sekuat itu untuk menerima kelakuannya yang tiba-tiba seperti ini.
"Sudah cepat mandi sana! Bau!" Ucapnya mengejekku. Aku pura-pura cemberut. "Yasudah! Tidak usah cium-cium aku lagi,"
Aku ingin pergi, tapi Chanyeol menahan tanganku. Ia menatapku dengan melasnya. "And now that i'm without your kisses, i'll be needing stitches"
Aksennya koreanya saat menyanyikan lagu stitches membuatku terkesima. "Sudah, ah! Aku mau mandi," aku berjalan ke arah tangga untuk naik ke lantai atas dimana kamarku berada.
"Tapi aku boleh menciummu kan?" Teriak Chanyeol. Pipiku merona. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu dengan entengnya.
Aku balas berteriak, "shut up!"
Dan saat aku mandi, aku selalu senyum-senyum sendiri memikirkan hal-hal bahagia dan manis yang kujalani. Aku tidak berhenti untuk selalu bersyukur atas apa yang diberi tuhan padaku.
Aku akan selalu berusaha bahagia, meski banyak rintangan yang menghadang.
-oOo-
Chanyeol's Pov
Aku meletakkan masakan-masakan itu ke atas meja makan. Aku menghirup aromanya dan tersenyum puas.
Saat ingin kembali ke dapur untuk membereskan kotoran sisa aku memasak. Jujur, membereskan kekacauan yang aku buat setelah memasak itu bukan style ku. Tapi berhubung ini di rumah orang atau tepatnya pacarku sendiri, aku harus menunjukkan image yang baik.
Aku melihat ponsel Yoo Mi yang tergeletak di atas meja makan berkedip-kedip menyala. Entah kenapa, aku penasaran. Ini sungguh tidak biasa.
Aku melihat notifikasinya. Dan ternyata kontak tidak ada nama yang isinya cukup membuatku naik darah.
xxx: Ya! Apa kau tuli malam itu? Atau aku yang mengatakannya kurang jelas? JAUHI CHANYEOL KAMI! Aku tau tadi pagi kalian berangkat bersama meski kau berusaha menutupinya, adikku juga menyadari itu. Jadi sekeras apapun kau menyembunyikannya kami akan tetao tau dan sebaiknya kau benar-benar menjauh kali ini! Atau kau tau balasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...