Chapter 44
○ ○ ○
Chanyeol's Pov
Aku memilih ke ruang tengah untuk menonton televisi sambil menunggu Yoo Mi selesai memasak. Aku hanya memasak sedikit dan sisanya dia.
Aku menekan tombol pemindah saluran tv di remote. Mencari-cari saluran tv olahraga yang biasa aku tonton.
Belum sampai di saluran tv olahraga, jempolku berhenti memencet tombol remote. Ada saluran tv infotaintment yang menarik perhatianku.
Saking menariknya, bola mataku rasanya ingin keluar dari tempatnya.
Bagaimana tidak menarik perhatianku kalau yang diberitakan adalah AKU DAN YONG SOO YANG KETAHUAN BERCIUMAN KEMARIN MALAM?!
"Sayangg~ Makanan sudah siap!" Teriakan Yoo Mi seperti petir di siang bolong atau tiupan sangkakala yang membuatku terlonjak kaget hampir-hampir melempar remote yang kugenggam.
"E-eoh! J-jamkkan," (I-iya, T-tunggu) kataku tergagap sembari cepat-cepat mengganti saluran tv sembarang lalu mematikannya.
Melempar remote asal dan segera berlarian kecil menuju ruang makan yang menyatu dengan dapur menghampiri Yoo Mi.
Disana Yoo Mi sudah duduk manis sembari tersenyum menatapku, air mukanya menunjukkan: ayo duduk tunggu apa lagi?
Aku memaksakan senyum lalu menarik salah saty kursi meja makan dan duduk.
Senyumannya yang menyejukkan di pagi hari terlihat seperti mimpi buruk bagiku.
Apa senyuman itu masih dapat merekah setelah ia mengetahui yang sebenarnya yaitu semua pengkhianatan yang kusembunyikan?
Untuk kali ini mungkin aku masih bisa menyembunyikannya. Tapi ingat pepatah mengatakan 'Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga' dan 'Bangkai yang ditutup-tutupi lama-lama akan tercium juga'.
× × ×
Setelah mengantar Yoo Mi pulang lalu menghimbaunya untuk tidak online SNS apapun itu dan melarangnya menyalakan TV.
Ia merasa aneh dan meminta penjelasan, tapi aku hanya terus memaksanya tanpa menjelaskan apapun. Ia pasrah mengiyakan meski kuyakin dalam hati ia bertanya-tanya.
Aku sedikit mengancamnya apabila ia melanggar aku akan marah besar terhadapnya.
Aku merasa hina karena dilihat dari sisi manapun aku tidak ada hak untuk marah terhadap Yoo Mi malahan ia yang seharusnya marah.
Aku sekarang berada di kantor SM karena di telfon oleh Suho Hyeong dengan nada menahan amarah dan kecewa. Dari situ aku tau apa penyebabnya. Apalagi kalau bukan masalah itu.
Sudah kuduga itu akan menyebar dengan cepat. Ini semua hanya soal waktu yang akan membongkar semua.
Satu-satunya dipikiranku hanya Yoo Mi. Memikirkan apa Yoo Mi dirumaj sudah melihatnya? Dan apa yang akan terjadi ketika nanti Yoo Mi mengetahui masalah ini, aku rasaya tidak sanggup.
"Ya! Micheonnya?!" (Hei! Kau sudah gila?) Aku tersadar dari lamunan berkat teriakan Suho Hyeong.
Suho Hyeong jarang meninggikan suara, mendekati tidak pernah malah. Mungkin hana bercandaan, Namun sekarang ia berteriak padaku dilengkapi dengan wajah yang memerah dan tangan yang mengepal diatas pahanya, menandakan kalau ia benar-benar marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...