:: Part 13 ::

12.4K 796 6
                                    

Chapter 14

"Dengan rintangan dan masa depan yang tak diketahui
Ku tak akan berubah, ku tak akan menyerah," – Girl's Generation, Into The New World, Indonesian Translation.

°°°

Yoo Mi's Pov

Seperti biasa, Chanyeol selalu tahu bagaimana membuatku jantungan karena tingkahnya.

Bayangkan saja, baru saja aku keluar kelas tiba-tiba Chanyeol mengirim pesan bahwa dia sudah ada di kampusku, tepatnya di parkiran.

Langsung saja aku berlari menuju kesana, sampai-sampai hampir terjatuh karena lantai tangga yang lembab. Fyi, Korea masih musim dingin.

Dan saat aku sampai di depan gerbang, aku melihat mobil Chanyeol benar-benar terparkir di parkiran kampusku yang ramai.

"Yoo Mi-ah, Annyeong!" Saat aku ingin berjalan menuju mobil Chanyeol, salah satu temanku yang satu jurusan menyapa.

Aku terpaksa berhenti dan menyapanya balik.

"Kenapa kau disini?" Tanyanya. Aku hampir saja memutar bola mataku, tapi tidak jadi karena itu tidak sopan.
"Ini tempat umum, kenapa tidak?" Tanyaku balik. Ha won–nama temanku– tertawa canggung.

"Hehehe, iya juga, sih! Aneh saja, biasanya kan kau pulang dengan bus,"

"Aku sedang ada urusan dengan seseorang, kalau begitu aku duluan. Tto mannayo!" (Sampai bertemu lagi).

Sebelum membuka pintu mobil Chanyeol, aku melihat keadaan sekitar. Memastikan jangan sampai ada yang melihat sosok Chanyeol yang ada di mobil ini.

Sulit memang kalau berhubungan dengan seorang bintang dunia.

Fyi (again),semenjak kejadian di dapur itu, kami jujur tentang perasaan masing-masing dan akhirnya Chanyeol menyatakan perasaannya padaku dan memintaku berkencan dengannya.

Awalnya aku ragu, aku takut dengan segala kemungkinan buruk yang mungkin akan datang saat aku berhubungan dengannya, tapi aku sadar bahwa aku mencintainya dan apapun yang terjadi akan kami hadapi berdua.

Aku jadi senyum-senyum sendiri mengingatnya.

"Ada apa senyum-senyum? Memikirkanku ya?" Tanya Chanyeol dengan pedenya sambil menaik turunkan alisnya. Membuatku gemas.

Aku mencubit kedua pipinya. "Tidak ada apa-apa,"

Aku mengabaikan Chanyeol yang meringis kesakitan dan bertanya, "By the way, apa kau langsung mengantarkanku pulang atau ingin pergi dulu?"

"Aku ingin bermain video game di tempat bermain yang ada di Mall. Temani aku, ya?" Jawab Chanyeol sambil menyalakan mobil dan mulai mengendarainya keluar dari area parkir kampusku.

"Ya! Neo micheosseo? Kita..." (Kau gila?) aku menunjuk diriku sendiri dan chanyeol, "... Jalan berdua di tempat umum? What the hell are you thinking Park Chanyeol!"

Aku memejamkan mata lalu membanting punggungku ke sandaran kursi. Berusaha mengontrol emosiku. Apa kami akan bertengkar karena hal ini, lagi?

Aku merasakan tanganku digenggam oleh Chanyeol. Aku pun membuka mataku dan menatapnya.

"Maaf karena terlalu kasar..." Usapan lembut tangan Chanyeol yang kurasakan membuatku ingin menangis, "aku ... hanya takut,"

Satu tetes air mata pun meluncur dengan mulus di pipiku.

Lucky FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang