Chapter 26
○ ○ ○
Chanyeol's Pov
Bunyi suara bel membangunkanku dari tidur nyenyak. Aku terpaksa membuka mataku karena sepertinya tidak ada yang bisa–atau tidak mau–membukakan pintunya, jadi aku harus bangun dan membukakan pintu agar bunyi bel itu hilang karena sangat mengganggu.
Memang kemana, sih, para member yang lain?
Yoo Mi masih tertidur nyenyak di dalam pelukanku. Aku tersenyum sejenak dan mengecup keningnya dengan lembut sebelum beranjak dari kasur. Yoo Mi pasti lelah sekali karena semalam ia begadang merawatku dan kusuruh-suruh.
Aku tau aku jahat, tapi aku memang membutuhkannya karena semalam demamku kambuh dan belum lagi aku muntah-muntah tengah malam. Benar-benar merepotkan.
Kurasa pagi ini sudah agak mendingan, yang masih terasa hanya pusing dan tenggorokanku yang masih terasa sakit saat menelan sebab kata dokter aku terkena radang tenggorokan.
Aku berjalan gontai keluar dari kamar. Saat ingin membuka pintu, ada sesuatu yang menarik perhatianku, yaitu sticky notes warna biru muda menempel di belakang pintu.
Aku mencabut dan membacanya.
Kami harus latihan dan Baekhyun ada perlu terkait SM station hari ini, jadi kami semua ke kantor SM. Kyungsoo sudah membuatkan bubur untukmu di meja makan. Hangatkan sendiri kalau sudah dingin.
-Suho
P.s jangan macam-macam dengan Yoo Mi saat kami tidak ada. Perempuan diciptakan untuk dijaga bukan dirusak, arraseo? Sudah boleh kalau kalian sudah sah!
Aku hampir menyemburkan tawaku membaca kalimat terkahir. Heol! Tidak perlu diingatkan juga Aku tau batasan, kali!
Ting... Tong...
Bel itu berbunyi lagi untuk kesekian kalinya. Aku menepuk dahiku karena lupa apa tujuan awalku. Aku berlarian kecil menuju pintu meskipun agak pusing.
Tanpa melihat interkom, aku membuka pintu. Aku memekik bahagia melihat siapa yang datang.
"Eomma, Appa, Nuna!" Aku memeluk mereka satu persatu. Aku menatap mereka bahagia.
"Ayo masuk!" Mereka pun masuk satu persatu. Aku membantu membawa barang-barang yang dibawa Ibu. Aku yakin isinya tidak jauh-jauh dari makanan.
Ibu langsung berjalan ke dapur, Nuna ke ruang tamu, dan Ayah entahlah kemana. Mungkin ke toilet.
Aku memeluk Ibu yang sedang memasukkan makanan-makanan yang ia bawa tadi.
Ibu mengusap-usap pipiku dengan lembut, "Waeirae nae hadeul?" (Ada apa anakku [cowok]?) Tanyanya.
"Na Manhi bogoshipeo!" (Aku sangat merindukanmu). Aku semakin mempererat pelukannya.
"Sepertinya kau sudah membaik?" Tanya Ibu. Aku mengangguk. "Ne, Yoo–" sebelum aku merampungkan ucapanku, tiba-tiba Ayahyang sepertinya baru datang lansgung menjewer telingaku.
"Aboeji wae?" Tanyaku sambil memberontak supaya Ayah melepaskan jewerannya. Aduh kalau seperti ini telingaku yang ada makin lebar. Ohh! Sekarang aku tau kenapa kupingku lebar, itu karena Ayah suka menjewerku telingaku.
"Ya! Yeobo waeirae?" (Sayang, ada apa?) Ibu bertanya kepada Ayah sambil memohon untuk melepaskan jewerannya.
"Yeobo, sebaiknya kau lihat apa yang dilakukan Chanyeol!" Kata Ayah pada IBu seakan-akan aku ini baru saja melakukan perbuatan yang senonoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...