Chapter 20
○ ○ ○
Chanyeol's Pov"Setelah ini Oppa ingin pergi kemana?" Tanyaku sambil melepas sabuk pengaman yang semula menempel pada badanku.
Aku melepasnya karena telah sampai di depan kampus. Ternyata alasan Chanyeol bisa ada di rumah tadi pagi adalah karena ia lupa tidak membawa kunci dorm mereka.
Chanyeol memutuskan untuk pulang duluan daripada yang lain dengan alasan merindukanku. Cheesy sekali.
Dan yang membuatku hampir mati jantungan tadi pagi adalah ia ingin menginap 2 hari di rumah karena alasan itu.
Aku sih tidak apa-apa, dengan senang hati malah. Bibi juga bilang tidak apa-apa asal aku dan Chanyeol tau batasan, memangnya aku ingin melakukan apa? Di rumah kan juga banyak orang.
Aku merasa pipiku langsung merona saat mengingatnya.
Mobil yang digunakan Chanyeol untuk mengantarkanku ke kampus, kami mengambilnya terlebih dahulu di kantor SM.
Dari rumah menuju kantor SM, kami naik bus umum atas saran gila dari Chanyeol. Padahal itu berbahaya untuknya. Awalnya aku menolak dan menyarankan untuk naik taksi saja.
Tapi Chanyeol mengatakan kalau ia rindu dengan suasana naik bus umum sambil ber- aegyo.
Akhirnya aku menyerah dan menuruti permintaannya. Aku tidak tahan melihat Chanyeol yang ber- aegyo, bisa mati muda aku!
Dengan penyamaran yang lengkap dan tertutup. Aku juga menahan malu karena banyak sekali orang yang melihatku dengan tatapan aneh. Mungkin mereka mengira aku membawa orang dengan penyakit kulit atau penjahat, entahlah.
"Aku akan ada di SM. Kalau sudah pulang, hubungi aku, ya!" Jawab Chanyeol sambil mengelus rambutku.
Aku tersenyum padanya. "Kalau begitu aku keluar. Annyeong!"
Baru saja aku ingin membuka pintu mobil, namun Chanyeol menahanku.
"Wae?" Aku menaikkan kedua alisku.
"Say the magic word first!"
"Magic word?" Tanyaku pura-pura tidak tau. Chanyeol pun menunjukkan wajah kesalnya yang membuatku menahan tawa.
"Ya! Jangan pura-pura tidak tau!" Chanyeol tiba-tiba mendekatkan wajahnya padaku yang membuat aku refleks mundur kebelakang. Namun Chanyeol menahanku.
Jantungku berdegup kencang. Semoga dengan jarak sedekat ini, Chanyeol tidak bisa mendengarkan degup jantungku.
"A–apa yang Oppa lakukan?" Aku menatap matanya gugup. Aku berusaha memundurkan wajahku, namun tangannya yang ada di tengkukku semakin mengerat.
Ia tidak menjawab apa-apa, melainkan malah semakin mendekatkan wajahnya kepadaku.
Bibirnya semakin mendekat, bahkan aku dapat merasakan nafasnya sekarang.
Aku menutup mataku.
Sedetik kemudian aku merasa benda kenyal menempel didahiku. Aku membuka mataku perlahan dan menemukan dagu Chanyeol.
Chanyeol mencium dahiku dengan lembut. Aku memejamkan mataku lagi dan menikmatinya.
Aku merasa ... sangat dicintai dan disayang.
Aku mendengar Chanyeol mengatakan dengan lembut di telingaku, "Saranghae, Yoo Mi,"
Lalu wajah Chanyeol menjauh. "Seharusnya kau mengatakan itu. Yang kumaksud 'magic word' adalah itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...