Chapter 35
○ ○ ○
Yoo Mi's Pov
"Kok mereka jadi akrab gitu?" Tanyaku ke Ibu, ujung daguku menujuk ke arah Ayah dan Chanyeol yang sedang ketawa-ketiwi. Padahal tadi mereka menunjukkan hubungan yang kurang mengenakkan.
Aku dan Ibu baru saja masuk kembali ke kamar rawat Ayah setelah dipanggil Chanyeol, panggilannya memutuskan segala pikiran burukku tentang keadaannya di dalam. Untungnya Chanyeol masih hidup dan utuh.
Ayah dan Chanyeol berbicara empat mata dan memerintahkan aku dan Ibu untuk keluar atas permintaan Ayah karena mereka membutuhkan privasi. Selama kurang lebih 5-10 menit aku dan Ibu menunggu dengan cemas–aku lebih tepatnya yang cemas. Tapi sekarang sudah bisa bernafas lega.
"Syukur, dong. Berarti mereka udah akrab. Kamu gimana sih kok malah heran gitu," Kata Ibu.
Aku mengusap-usap tengkukku. Iya juga, sih. Tapi tetap saja aneh.
Aku pun berjalan mendekat ke Chanyeol, meneliti seluruh badannya dari ujung rambut sampai ujung kaki, terutama wajahnya. Hmm ... Tidak ada luka.
"Oppa tidak apa-apa kan?" Tanganku membolak-balik wajahnya siapa tau ada luka kecil tak terlihat. Ia malah tertawa.
"Gwaenchana~" Ia memegang tanganku menghentikan pergerakan tanganku yang meneliti wajahnya. Ia menatapku lembut sambil tersenyum. Aku lemah kalau dia sudah tersenyum lembut seperti itu.
Suara Ayah yang menyindirku terdengar, "Memangnya Appa melakukan apa pada Oppa kesayanganmu itu, hah?"
Aku melirik Ayah sambil memanyunkan bibir, "Siapa tau,"
"Sudah-sudah! Kalian ini berantem terus," Kata Ibu menyudahi perdebatan kecil antara Ayah dan anak.
Setelah itu Ibu menatap kami berdua, "Kalian belum makan siang, kan? Lebih kalian cari makan siang sana. Udah lewat jamnya, lho."
Mendengar itu, aku melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Setengah 2 siang. Iya juga, ya.
Aku mendongak menatap Chanyeol, "Oppa cari makan, Yuk!" Aku tersenyum lebar. Ia terkekeh dan mengacak-ngacak rambutku. "Kajja. Tapi dimana? Foodcourt rumah sakit?" Tanyanya.
"Tidak. Deket-deket sini, kok." Jawabku. Aku yang sedang ngobrol dengan Chanyeol, bahuku tiba-tiba dicolek Ibu.
"Eomma, wae?"
"Ajak aja makan soto atau nggak mie ayam. Deket-deket sini kan ada. Jalan juga bisa nggak usah make mobil," Kata Ibu menyarankan.
"Chanyeol bingung tuh kalian lagi ngomongin apaan," Celetukkan Ayah membuatku menengok ke Chanyeol. Ternyata benar, Chanyeol memandang kami bingung dan ekspresinya itu lucu.
Aku tertawa dan mencubit pipinya, menggoyangkannya ke kanan-kiri, "Kenapa Oppa cute banget!" Chanyeol hanya pasrah.
"Ini lagi mesra-mesraan. Udah sana makan. Appa jadi laper liat kalian mesra-mesraan mulu,"
Aku menunjukkan ekspresi -apa hubungannya?-
Mengabaikan omongan Ayah yang nggak nyambung. Aku menarik tangan Chanyeol–yang masih betah dengan ekspresi bingungnya yang cute abis– setelah berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...