Bagian 5

23.5K 1.5K 194
                                    

Author Pov.

Beberapa hari kemudian

Matahari pagi terbit menyinari alam semesta, udara sejuk yang membuat siapa pun dengan semangat menjalani aktivitasnya dengan penuh suka cita.

Terlihat seorang yang berwajah bagaikan malaikat namun di selimuti dengan aura dinginnya tengah berjalan sendirian menuju ruang guru.
Wanita itu adalah Claudya Aileen.
Tak seorang pun berani menyapanya, semua murid yang ia jumpai terlihat lebih memilih untuk memaling kan wajah atau bahkan pura pura tidak melihat kearahnya. Dan claudya pun tidak pernah mempermasalahkan, dia lebih baik seperti itu dari pada semua orang menyapanya.

"Hufftttt.." helaan nafas lelah keluar dari claudya saat dia menduduki kursinya.

Karena setelah kejadian syanin beberapa hari  yang lalu entah mengapa dia begitu memikirkan hal itu biasanya dia tidak peduli untuk memikirkan sesuatu yang tidak penting namun ternyata semalaman dia tidak bisa tidur karena di hantui rasa bersalah kepada syanin.

Meskipun kejadian itu sudah lewat beberapa hari namun claudya tidak pernah berhenti memikirkannya, rasa ego dan gengsi masih menyelimuti dirinya sehingga berat sekali rasanya walaupun hanya sekedar untuk meminta maaf kepada muridnya itu.

Dan sekarang ia sudah merasa berada di puncak kegelisahaanya, dia tidak bisa menahannya lagi. Di tambah perlakuan syanin kepadanya berubah pesat sekali sejak saat itu. Syanin tak pernah lagi menyapanya saat berpapasan, menggodanya saat di kelas, dan bahkan lebih tepatnya akhir akhir ini dia terlihat menghindar dari sosok claudya.

"Shitt! Gue gk bisa gini terus, gue harus minta maaf sama dia" kata claudya dengan ekspresi bersalahnya.

Tak lama bel masuk pun berbunyi dia bersiap untuk mengajar seperti biasanya.
Saat claudya berjalan di koridor dari jauh terlihat sosok syanin tengah berjalan berlawanan arah dengannya sambil bercanda bersama vivi sahabatnya. Syanin terlihat tidak sadar bahwa claudya berada di hadapannya, karena jika dia sadar pasti syanin akan memutar balik langkahnya dan pergi menjauh.

Claudya rasa ini saat yang tepat untuk menyelesaikan semuanya dengan syanin dia pun memantapkan hati untuk berbicara dengan syanin dan menghilangkan ego nya untuk memulai bicara dan menyelesaikan semuanya.

Dan setelah jarak mereka semakin dekat claudya memanggil syanin yang sudah hampir ada di hadapannya.

"Syanin!!" Panggil claudya kepada syanin. Dan kelihatanya syanin sedikit terlonjak kaget karena tidak menyadari claudya tengah di hadapannya saat ini.

"Eh em, miss maaf saya pengen pipis ya kebelet maaf" kata syanin sambil berbalik dan menarik tangan vivi dan pergi menjauh dari claudya.

Claudya pun hanya menatap nanar punggung syanin dari jauh, ternyata dia benar beran melaksanakan ucapannya. Sedikit rasa penyesalan terpatri di hari claudya telah memaki maki syanin beberapa hari yang lalu dan membuatnya menyesal di kemudian hari.

****

Claudya Pov

Beberapa hari sudah terlewati setelah kejadian itu..
Namun sampai saat ini aku belum berani untuk sekedar meminta maaf kepada syanin, dan hari ini aku bertekad untuk meminta maaf karna kesalahan ku dan tidak mau terus di selimuti rasa bersalah bila mengingat syanin yang berlari sambil menangis setelah ku maki maki saat itu.

Tapi mengapa setelah tekad ku sudah bulat untuk meminta maaf kepadanya dia seolah selalu menolak dan menghindar. Seperti tadi saat aku bersungguh sungguh ingin meminta maaf kepadanya dia beralasan ingin buang air kecil, aku tahu dia bohong. Dan sungguh itu alasan bodoh! Namun aku lebih bodoh karna menahan nya untuk tidak pergi saja tidak bisa? Dan aku hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh dari ku.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang