Bagian 41

6.2K 491 94
                                    


Canon Gray - Heather


Author Pov



Rasa khawatir dan bingung bercampur menjadi satu. Cemas dengan kekasihnya yang kini tiba-tiba tak bisa dihubungi sama sekali, setelah mereka kehilangan jejak. "Kayaknya Hp Syanin mati, jadi GPS nya gak ke deteksi Dy" Ujar Kezia setelah berusaha mencari titik terang.

"Key, Syanin.." Ucapnya seraya menutup wajah penuh rasa frustasi. "Hey, Syanin mungkin cuma anterin temennya pulang aja Dy. Jangan mikir yang nggak-nggak dulu okay" Katanya menenangkan Claudya yang semakin terisak. "Hati gue gak bilang gitu Key, nggak. Gue rasa Syanin dalam sesuatu masalah yang gak bikin dia gak baik-baik aja"

"Yaudah kalo gitu hubungin temen Syanin yang tadi kita ketemu di cafe deh" Saran Kezia yang langsung diikuti oleh Claudya. Ia segera menghubungi Vivi yang tidak lain adalah sahabat dari kekasihnya.

"Load speaker Dy" Titah temannya itu. Claudya menganggukkan kepalanya, terlihat sekali gurat kecemasan tercetak di wajahnya seraya menunggu telepon pintar itu tersambung pada lawan bicaranya

Tuutt... Tuuut....

"Hallo, Vi"

"Hallo Miss"

"Vi, saya boleh minta nomer teleponya Syabil?"

"Emh.. boleh miss tapi ada apa ya? Kok tumben."

"Syabil tadi sepertinya pergi dengan Syanin. Saya lihat mereka keluar dari cafe yang sama, saya cuma mau tanya apa dia tau kemana Syanin pergi?"

"Oh sebentar miss, kebetulan Syabil lagi sama saya." Jawabnya dan langsung terdengar suara samar Vivi yang bertanya kepada kekasih yang ada di sebelahnya itu, dan Claudya hanya menunggu jawaban dengan cemas. Ia berharap menemukan sebuah jawaban yang baik saat ini.

"Hallo miss" Ucap Vivi yang sedikit mengagetkan Claudya yang tengah termenung menanti jawaban.

"Eh iya Vi, gimana-gimana"

"Katanya Syanin nganterin sodara dia miss, sekalian mau ketemu ibunya."

"Sodara? Laki-laki itu maksudnya? Dia sodara Syabil?" Cecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Iya, Bang Adi itu sodara Syabil miss"

"Oh, okay. Makasih" Ujar Claudya lalu menutup teleponnya, menghela nafas kasarnya dan menyandarkan tubuhnya yang sangat lemah karena perasaannya yang tak kunjung membaik walau setelah mendengar kabar dari sahabat kekasihnya itu.

"Udah denger kan? Syanin cuma anter sodara Syabil. Tenang ya Dy.." Ucap Kezia sambil mengusap bahu Claudya dan memberikan ketenangan padanya.

"Tapi hati gue tetep gak tenang" Jawabnya pelan sambil mengusap air mata yang terus mengalir. "Yaudah mending kita pulang ya, tunggu dirumah kabar dari Syanin"

"Nggak gue gak mau pulang ke rumah." Tolak Claudya. "Terus lu mau kemana sekarang? Ikut gue pulang aja mau?" Tawar Kezia yang lagi-lagi di tolak olehnya. "Gue mau pulang ke rumah Syanin aja. Tunggu dia disana" Ujar Claudya. "Oke gue anter sekarang kesana ya, biar gue yang bawa mobil"

**

"Gih masuk, gue langsung pulang ya. Lu mending nginep aja kalau kemaleman."

"Iya, lu hati-hati ya Key. Makasih udah temenin gue dari tadi." Ucapnya yang hanya diangguki oleh Kezia. Claudya pun segera turun dari mobil sahabatnya yang sudah terparkir didepan rumah Syanin. Ia berjalan masuk menuju pintu rumahnya dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki.

"Loh Ileen?" Kata wanita paruh baya yang tidak lain adalah Ibu dari kekasihnya. "Malam Bu" Sapa Claudya dengan sopan dan senyum penuh paksaanya. Tanpa fikir panjang wanita paruh baya itu menuntun Claudya untuk masuk kedalam rumahnya. "Kamu kenapa? Syanin mana? Kok nggak sama kamu" Tanya Ibu Syanin kepada Claudya.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang