Bagian 17

15.9K 1.2K 84
                                    


Author Pov.

Hembusan angin semakin kencang, awan semakin menghitam namun ia masih setia menunggu. Tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya, masih percaya dan yakin bawah seseorang yang di tunggunya akan datang sebentar lagi.

Meskipun dengan rasa sakit yang kembali menderanya ia berusaha sekuat mungkin menahannya dan tetap diam tak bergerak dari tempatnya.

"Dia pasti dateng.. dia pasti dateng" gumamnya sambil berusaha tersenyum tegar menahan air mata yang sudah siap terjun bebas dari mata indahnya.

Perlahan rintik hujan mulai turun, beruntung hanya sebuah gerimis kecil yang mungkin beberapa saat lagi akan berubah menjadi hujan yang deras.

"SYANIN!" teriak seseorang dari jauh.

Dengan perlahan dia pun menolehkan kepalanya sambil berharap jika orang yang memanggilnya itu adalah orang yang dia tunggu. Namun ternyata itu hanya sebuah harapan yang tak tercapai.

"Ayok pulang!" Ajak seseorang yang sekarang sudah disamping syanin.

"Enggakk, aku masih mau nunggu dia" tolak syanin.

"Udah mau hujan, kamu itu lagi sakit syanin!! Sakiiitt!!!!!" Ujar seseorang itu kepada syanin sambil mencoba menarik tangannya menjauh dari tempat itu.

"GUE PERCAYAA DIA PASTI DATANG SYABIL!" teriak syanin dengan penuh emosi kepada seseorang yang ternyata syabil. Syanin menepis lengan syabil yang masih berusaha menariknya.

Syabil sangat terperangah atas sikap syanin yang menepis kasar tangannya, tak habis fikir syanin memperlakukannya seperti itu.

"KAMU BODOH! DIA ENGGAK AKAN DATANG!" Untuk pertama kalinya seorang syabil membentak seseorang. Semua itu di lakukan dengan terpaksa agar syanin sadar atas kebodohannya saat ini.

Mendengar kata-kata syabil barusan membuat hati syanin terkoyak, ia terdiam dan sadar bahwa orang yang dia tunggu tidak akan datang saat ini. Rasa kecewa yang amat sangat mendera hatinya, percayalah kecewa itu sangat menyesakkan di banding apapun. Ia hanya bisa terduduk lemas sambil menatap rumput yang mulai terbasahi rintikan anak hujan yang turun dari langit.

"Pulang ya?" Ajak syabil sekali lagi dengan lembut, syanin pun hanya mengangguki ucapan dan menyambut uluran tangan syabil.

Ternyata syabil sedari tadi belum pulang kerumahnya. Karna rasa khawatir terjadi sesuatu yang buruk kepada syanin yang sedang sakit, akhirnya syabil pun rela menunggu dan mengawasi syanin dari jauh. Dan betul saja feelingnya, mungkin jika ia tak datang memaksa syanin pulang maka syanin akan tetap menunggu disana, sungguh bodoh manusia satu itu.

Syabil pun membantu syanin berjalan sampai ke mobil syabil. Selama perjalanan syanin tak berkata apa pun ia hanya menggenggam erat tangan syabil yang duduk di sebelahnya karna sedang berusaha menahan sakit di perut dan kepalanya.

"Nin, kamu nggak apa apa?" Tanya syabil dengan khawatir karna melihat wajah syanin yang pucat pasi dan keringat dingin yang mengalir di pelipisnya.

"Enggak" jawabnya dengan singkat dan lemah lalu menyandarkan kepalanya di bahu syabil.

Setelah itu tidak ada suara apapun lagi dari seorang Syanindita Farra yang terkulai di bahu sahabatnya itu, gengaman erat syanin pelahan mengendur dari telapak tangan syabil. Suhu tubuhnya tiba-tiba turun, syabil yang merasakan sesuatu yang aneh dengan syanin pun segera memeriksanya.

"Syaninn" panggil syabil yang tak di tanggapi oleh syanin.

"Nin" sekali lagi syabil berusaha memanggilnya namun tetap tak ada jawaban.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang