Bagian 27

9.2K 665 38
                                    

Author Pov.

Di dalam ruang kelas yang hening dan hanya menyisakan dua orang siswi yang sedang berbincang-bincang dengan serius pada jam istirahat saat ini. Kedua orang itu tidak lain adalah Syanin dan sahabatnya Vivi.

"Ileen udah cerita kan sama Lo?" Tanya Syanin dengan wajah yang sangat serius. "Udah, jangan serius-serius kenapa!" Protes Vivi kepada sahabatnya itu. "Gak bisa vi, kita harus serius. Ini nyangkut hubungan gue sama dia masalahnya" Jawab syanin dengan tampang gusarnya.

Tak mampu di pungkiri saat ini hanya rasa takut yang di alami oleh seorang Syanindita Farra. Takut kekasih yang paling ia cintai terluka dan takut akan keadaan yang bisa kapan saja memisahkan mereka.

"Tolong gue Vi" Mohon Syanin kepada Vivi. "Iya, gue bantu sebisa gue ko. Btw gue udah tau siapa yang lempar bola basket kemarin" "Siapa?" Tanya Syanin dengan raut wajah penuh emosi.

"Nama dia Raihan, anak IPA 5 nin" Kata vivi yang memberikan informasi pada Syanin. "Hmm, jadi namanya Raihan ya. Lo udah cari tau siapa yang nyuruh dia?"

"Belum, gue masih nyari cara buat tanyain itu. Yang pasti orang yang suruh dia itu dalangnya" Jalas Vivi kepada Syanin. "Terus lo tau info apa lagi?"

"Gue belum tau apa-apa, tapi gue sadar sama sesuatu hal yang gue harap ini salah. Dan dengan berat hati gue bakal kasih tau ini sama lo" Ucap vivi yang membuat Syanin semakin penasaran. "Apa?" Tanya Syanin. "Sadar nggak sih IPA 5 itu kelasnya Syabil" Kata Vivi yang hanya di angguki oleh Syanin.

"Kemarin lu sempet liat map coklat yang isinya foto-foto kalian kan?" tanya Vivi yang sekali lagi di jawab dengan sebuah anggukan oleh Syanin. "Inget nggak dulu di kantin Syabil pernah bawa map cokelat yang persis sama kayak gitu"

Syanin mengerutkan keningnya, berusaha memaksa otaknya untuk mengingat apa yang di ucapkan oleh Vivi.

deg!

Benar, Syanin mengingatnya sekarang.

Apa yang baru saja Vivi ucapkan membuat detak jantungnya hampir saja berhenti. "M-maksud lu Syabil?" Ujarnya yang sudah tak mampu lagi berkata-kata. "Kalau inget dulu Syabil suka sama lu dan gue liat polanya keliatannya berhubungan. Tapi gue juga nggak yakin, gue bisa aja salah. Gue yakin Syabil nggak seburuk itu, ini murni cuma fikiran negatif gue yang dari kemarin bikin pusing ini kepala" Jelas Vivi sambil mengusap kasar kepalanya karna frustasi dengan fikiran negatifnya yang satu ini.

"Vi.." Panggil Syanin dengan wajah sendunya. "Kenapa?"

"Kalau ucapan lu bener gimana?"

"Semoga aja nggak nin, gue sayang sama Syabil. Dan gue pasti kecewa kalo emang ini beneran. Kenapa Lo nanya gitu?" Kata Vivi yang balik bertanya pada Syanin. "Soalnya waktu itu juga gue sempet liat Syabil di daerah rumahnya Claudya. Cuma gue nggak sempet tanya dia lagi apa karna gue lagi buru-buru waktu itu" Ucapnya sambil menundukkan kepalanya karna terlalu lelah memikirkan semua ini.

"S-serius?"

****

Lorong sekolah sudah terasa sepi karna waktu istirahat baru saja usai dan kini waktunya mereka kembali ke kelasnya masing-masing. Syanin berjalan seorang diri dengan langkah gontainya menuju tempat yang bertuliskan toilet perempuan.

Berharap dengan membasuh wajahnya dengan air bisa sedikir melunturkan gurat kegundahan yang tercetak dengan jelas di wajahnya saat ini.

Karna masalah yang menghampirinya saat ini sangat membuat Syanin berfikir keras tentang siapa dia? Sampai-sampai kepalanya hampir pecah karena terlalu lelah menerka-nerka.

"Ya Tuhan gimana kalau yang di ucapin Vivi itu bener?" Gumamnya seorang diri sambil menatap cermin besar yang ada di toilet sekolahnya. "Nggak.. nggak mungkin" Ucap Syanin sambil membasuh kasar wajah cantiknya.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang