Bagian 36

8.9K 738 147
                                    

Mamandangi manusia yang sedang tertidur disampingnya mungkin adalah hobby yang sangat menyenangkan bagi seorang wanita rupawan itu. Menatapnya dengan seksama, seolah penuh cinta yang tak habis habisnya.

"Sayang.." Ucapnya dengan parau karna baru saja terbangun. "Iya Claudya," Katanya menjawab sapaan Claudya yang baru kembali dari mimpinya.

"Aku ketiduran yaa" Sambungnya lagi lalu beringsut bangun dan melihat jam dinding yang menunjukkan waktu makan malam. "Ya ampun, kamu kenapa gak bangunin sih" Katanya penuh sesal. "Ya abis kamu kayak yang capek gitu. Yauda aku biarin istirhat aja"

"Iyaiyaa, eh aku pinjem kamar mandi ya" Ucapnya lalu segera bangun dari posisinya dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya.

"Gila sih hampir 100 panggilan masuk" Ujar Claudya setelah keluar dari kamar mandi, ia mengecek ponselnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru saja ucapannya berhenti, ponselnya kembali bergetar karna panggilan yang sama untuk kesekian kalinya.

"Sini biar aku angkat"

"Nggak usah biar aja" Tolak Claudya tak mau memperkeruh keadaan.

"Sini"

"Nggak"

"Sini gak?"

"Nggak!"

"Sini Claudya!" Katanya dengan kekeuh.

"Nggak Syanin! Biarin aja. Kamu fikir buat apa sembunyi-sembunyi selama ini? Itu semata-mata untuk ngehindarin manusia ini kan." Ucapnya yang sudah sedikit kesal dengan Syanin yang tak mau mendengarnya.

"Aku gak bisa terus sembunyi kayak gini, capek. Tenang aja percaya sama aku ya" Ucap Syanin lalu menyambar ponsel Claudya dan berjalan menuju balkon rumahnya.

"Hmh.. Keras kepala!" Sedangkan Claudya hanya bisa pasrah lalu pergi keluar dari kamar Syanin. Berjalan menuju dapur rumah Syanin.

"Selamat Malam bu" Sapa Claudya yang masih terlihat canggung. "Masih aja canggung ya. Udah berkali-kali di suruh panggil Aja Mami" Katanya dengan senyum ramah sehingga membuat Claudya yang semula gugup terlihat lebih tenang.

"I-iya Mi"

"Ada yang bisa dibantu?" Tawar Claudya pada Ibu dari kekasihnya yang sedang membuat makan malam mereka. "Kamu telat turunnya Mami udah beres, tinggal kamu tata aja di Meja Nak" Katanya yang sedikit membuat Claudya malu. "Hehe tadi ketiduran di kamar Syanin" Jelas claudya yang hanya dibalas dengan gelengan kepala.

Claudya dengan telaten membantu Ibu Syanin menyiapkan makan malam. Sedangkan Syanin yang sudah selesai dengan urusannya hanya memperhatikan mereka sambil duduk di tangga dengan senyum yang tak habis-habisnya.

Sedikit perasaan tak menyangka tentang semua ini, hal yang tak pernah Syanin bayangkan sejak hari itu. Hal yang sama sekali tak terfikirkan oleh otaknya kini berlangsung di depan matanya.

Sungguh pemandangan yang indah melihat kedua wanita yang paling ia cintai kini berada dalam hubungan baik yang bahkan terlihat sangat akrab satu sama lain.

Flashback.

Tangisnya luruh bersamaan dengan turunnya air hujan sore itu Meski tak sederas air hujan, namun tangisnya cukup untuk membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Denger aku dulu Sayang" Ucap seseorang  di belakang Syanin yang juga sama menangis kesakitan. Manusia yang sedari tadi sudah Syanin usir dari rumahnya bahkan berusaha Syanin usir dari hatinya, namun ternyata dia sama sekali tak pergi kemana pun.

"Kamu tuli atau gimana sih! UDAH AKU SURUH PERGI YA PERGI!" Bentaknya dengan tangis yang semakin dalam mambuat tubuhnya semakin bergetar.

"Lagi pula denger apa lagi? Kamu udah hancurin semuanya Leen, aku tau nggak ada harapan lagi buat kita" Ujar Syanin yang terdengar sangat kecewa pada wanita yang sangat ia cintai. Ia hanya mampu memejamkan matanya, karna setiap kata yang ia ucapkan bagai pisau yang menyayat setiap kulit pada hatinya.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang