Bagian 22

19.7K 1.1K 86
                                        

Claudya Pov

Senang rasanya melihat orang yang ku cintai kembali sehat seperti semula. Kini beberapa hari setelah syanin keluar dari rumah sakit membuatnya kondisinya kembali pulih seperti semula, meskipun kini aku harus lebih cerewet lagi tentang makanan-makanan yang ia konsumsi selama di sekolah. Karna aku yakin tidak ada satu pun makanan sehat yang di jual di sekolah.

Seperti sekarang syanin yang sedang merengek di sebelahku dengan manjanya karena ia ingin membeli junk food yang sudah jelas sekali tidak sehat.

"Boleh ya sayang, aku kan udah lama gak makan junk food" rengeknya sambil menggengam tanganku yang baru saja masuk keadalam mobil.

"Nggak" jawabku dengan singkat.

"Yahh, kamu ko jahat sih leen" ucap syanin sambil memajukan bibir kecilnya, huft aku tau ini tandanya bahwa dia sedang merajuk kepadaku.

"Aku lebih jahat lagi kalo izinin kamu beli junk food. Sadar kan baru sembuh? Kenapa sih ngeyel? Kenapa sih nggak nurut sama aku? Mentang-mentang udah sembuh, mau sakit lagi apa?" Omel ku kepadanya yang tidak mendengar ucapanku.

"Ko jadi di omelin akunya.." ucapnya dengan wajah yang semakin cemberut. "Suruh siapa nggak nurut?!" Jawabku sambil menyandarkan tubuhku di kursi mobil. "Galak.." samar-samar aku mendengar syanin mengucapkan kata kata itu.

"Aku denger loh ca kamu ngomong apa" ucapku sambil meliriknya sinis. "Loh apaa????" Katanya dengan wajah tanpa dosanya. "Tadi kamu bilang galak kan? Udh tau punya pacar galak gak usah di omongin lagi"

"Eh enggak ko, a-aku bilang salak tadi! Kamu salah denger kali ah" kilahnya padaku, tiada hari tanpa ngeles.

"Jadi aku gak bo--"

"Nggak boleh Syanindita Farra" ucapku yang memotong ucapannya yang aku tau pasti bahwa ia akan kembali bertanya kepadaku. Dia betul-betul seperti anak kecil, dia akan bertanya berkali-kali dan tidak akan berhenti sebelum aku mengiya kan maunya.

"Yaudah pulang aja" katanya dengan sambil terduduk pasrah, walaupun sedikit tak tega melihatnya seperti ini tapi semua yang aku lakukan untuk kebaikannya.

"Iya, pulang ke rumah aku" ucapku sambil menggunakan sabuk pengamanku. "Loh? Ko ke rumah kamu?" Tanya nya dengan heran. "Kenapa? Gamau? Toh di rumah kamu nggak ada siapa-siapa kan?" Ucapku yang balik bertanya kepadanya.

"Ih ya nggak gitu sayang. Kamu ko nyerocos gitu sih? Mau aku cium apa ya?" "Aku kan cuma nanya, itu sih maunya kamu cium-cium aku"

"Jadi situ gak mau nih saya cium?" Tanya syanin kepadaku. "Nggak mau... nggak mau sekali maksudnya" ucapku sambil sedikit bercanda kepadanya.

"Astaga tuhaaaan, aku terkejut"

"Biasa aja kali hih alay dasar, jadi gimana? Mau nggak?"

"Iya sih mami sama papi kebetulan lagi nggak ada di rumah. Yaudah kita caw ke rumah kamu yeay!!!!" Ujarnya dengan girang, dan akhirnya aku pun memacu mobil ku menuju rumah tercinta. Karna kebetulan hari ini syanin tidak membawa mobilnya.

*******

Tak perlu waktu lama kini kami telah sampai di rumahku, dan syanin tanpa permisi lagi langsung merebahkan tubuhnya di sofa rumahku mungkin karna dia kelelahan. Aku pun beranjak ke dapur dan mengambil botol yang berisi air putih dari lemari pendingin dan dua buah gelas.

"Nih minum dulu" ucapku sambil menaruh gelas dan botol yang aku bawa.

"Hm" jawab nya sabil terus terfokus kepada ponselnya. Aku yang sudah merasa kehausan pun menuangkan air kedalam gelasku dan meminumnya hingga tersisa setengah lagi lalu menaruhnya di meja.

Gorgeous TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang