"Yosh, lo gapapa?"
"Emang gue kenapa?" ujar Yoshi sambil tertawa canggung.
Haruto memukul lengan Yoshi. "Jelas-jelas lo tadi kayak orang kesurupan."
"Asli woi! Gue ketakutan tadi, mana susah banget pisahin lo."
"Heh! Lo itu narik tangan gue anjing!" celetuk Haruto dengan nada bicara kesal.
"Ya maaf, lagian siapa suruh tangan lo ada di dekat gue."
Yoshi yang melihat pertengkaran kecil kedua teman nya itu hanya tersenyum kecil.
"Maaf tadi gue gak bisa kontrol diri."
Kedua teman nya pun saling melirik satu sama lain lalu mengangguk.
"Santai."
"Gue harap lo lebih bisa kontrol diri aja, jangan kayak tadi. Bahaya banget buat lo." ujar Haruto.
"Iya gue tadi bawaan capek juga kali, maaf udah ngerepotin."
"Kayak sama siapa aja sih, Yosh."
Yoshi tersenyum canggung, ia menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. "Makasih."
"Eh, lo mau ikut gue sama Haruto ke rumah Renjun gak?"
"Renjun yang suka marah-marah dikelas sebelah bukan?"
Junkyu dan Haruto sontak tertawa. Ucapan Yoshi memang benar adanya, Renjun itu sangat terkenal di kalangan angkatan mereka dengan julukan "Si sumbu pendek". Tentu kalian sudah tau apa arti julukan tersebut.
"Ya siapa lagi kalau bukan dia? Emang ada di sekolah ini yang namanya Renjun?"
"Kalo ketauan Renjun lo ngomongin dia, abis lo dimaki-maki tuh anak." ujar Junkyu diiringi kekehan.
"Gue gak mau kalian aja, gue takut nanti di marahin."
"Yaelah, masa lo takut sama Renjun? Badan sekecil itu apa yang perlu ditakutin?" nada bicara Junkyu seolah merendahkan.
"Kecil-kecil gitu mulut nya pedes banget, senggol dikit bacok." ujar Haruto.
"Halah kalian berdua sama aja, masa takut sama bocah. Renjun sekec-"
"Siapa lo bilang bocah!"
Damn. Seketika Junkyu terdiam membeku, ia kenal jelas siapa pemilik dari suara tersebut. Kaki nya mulai bersiap mengambil ancang-ancang untuk kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...