Sebenarnya tadi, Yoshi memang benar-benar pingsan. Hanya saja beberapa detik, ia sadar saat dirinya sudah berada di dalam mobil.
Karena masih pusing dan emosi nya belum terkendali, Yoshi pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum ia harus menyusun strategi untuk mengelabui Jihoon.
Ia tidak mau Jihoon sampai khawatir dengan keadaan nya tadi.
Disinilah Yoshi berakhir, sebuah rumah megah yang masih terlihat beberapa orang keluar masuk dari rumah itu.
Dengan gerakan cepat, Yoshi masuk ke dalam. Ia celingukan mencari seseorang disana.
Bola mata Yoshi memandang kesana-kemari, sampai akhirnya ia menemukan seseorang yang tengah ia cari.
"Haru!" teriaknya dengan lambaian tangan.
Seseorang bernama yang bernama Haruto itu pun melambaikan tangan juga, ia memberi isyarat kepada Yoshi untuk mendekat.
"Lo dari mana aja, Anj*ing! Pesta mau selesai baru datang." omel Renjun.
"Ya gak usah ngegas juga, bocil." sambar seseorang.
Jangan ditanya bagaimana respon Renjun, ia sudah menatap orang itu tajam. Beruntung sekarang banyak orang dan adanya acara, Haechan selamat.
"Mati lo abis acara!"
Yoshi tersenyum canggung, ia teringat kalau dirinya sudah menyiapkan kado untuk Haruto. Ia pun segera memberikannya.
"Selamat ulang tahun, Haru. Maaf gue cuma bisa ngasih itu." ujarnya sambil tersenyum tulus.
"Makasih, Yoshi... Gapapa hadiah dari lo itu sangat istimewa bagi gue." Ia membalas senyum Yoshi, mata nya melirik kado itu.
"Dih, hadiah Yoshi aja istimewa? Hadiah dari kami enggak??" ujar Junkyu yang baru datang entah dari mana.
"Apan sih, junet! Tiba-tiba muncul kayak cenayang aja." ujar si anak aktif, Haechan.
Junkyu menoleh kearah Haechan tajam. "Mau nyoba benjol di kening?!"
"Percuma lo ngomong sama orang modelan Haechan, gak bakal ngerti dia. Otak dia ketinggalan di SD kayaknya." sahut Renjun.
Haechan langsung terkekeh bukannya marah, ia melirik Renjun dan Junkyu bergantian dengan tatapan penuh selidik.
"Ciee, ada apenih? Tumben akur kalian berdua? Eh jangan-jangan...."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...