(Suka foto ini<3 feel sedih nya dapet banget)
1 detik
2 detik
3 detik
Pipi Yoshi tidak terasa perih malah ia terlonjak kaget saat sebuah tangan mengelus pipi nya. Ia pun memberanikan diri untuk membuka mata nya.
Betapa terkejutnya ia saat mendapati orang tersebut melakukan suatu hal yang berbeda dari biasanya, bahkan ia menatap Yoshi lembut tidak tajam seperti biasa.
"Jangan pulang malam lagi, Papa khawatir." Ia mengelus puncak kepala Yoshi.
Orang tadi adalah Papa Yoshi. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa Papa nya tadi seakan bertingkah mengintimidasi.
Nanti kalian tau.
Yoshi nampak terdiam memperhatikan orang yang menyebut dirinya Papa, ia tidak tau harus senang atau apa.
Tindakan, tatapan dan nada bicara itu seolah membuat Yoshi hampir menangis. Entah mengapa sesak rasanya. Itu semua mengingatkan nya pada seseorang.
"Yaudah masuk ke dalam kamar ya, mandi. Tidur, jangan begadang." Papa menepuk pundak Yoshi lalu pergi meninggalkan Yoshi.
Pelupuk mata Yoshi sudah dipenuhi bulir bening yang kapan saja bisa terjatuh. Ia masih di posisi diam terus memperhatikan Papa yang mulai menjauh.
"Ekhem."
Suara itu lantas membuat lamunan Yoshi berakhir. Ia buru-buru menghapus air matanya lalu menoleh ke sumber suara.
"Cemburu gue anjir. Lo pulang malam gak di marahin." ujarnya.
Yoshi menghiraukan nya, ia berjalan mendahului Jihoon. Malas untuk berdebat dengan kakaknya ini.
"Gimana tadi? Lancar?" tanya Jihoon sambil mengikuti adiknya itu dari belakang.
"Udah selesai ngambek lo?"
Jihoon menggaruk kepala nya. Ia lupa kalau tadi dirinya sempat marah pada Yoshi.
Lo bodoh banget sih, Jihon!!
Langkah Yoshi terhenti, ia melirik kakaknya lalu menghela nafas berat.
"Lo mau ikut gue ke kamar mandi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...