25

197 24 1
                                    

Sehari setelah kemarahan Jihoon, suasana rumah kembali sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari setelah kemarahan Jihoon, suasana rumah kembali sepi. Semuanya sibuk menemani Mama tanpa ada yang memberitahu ke Yoshi dimana Mama dirawat.

Yoshi terdiam di balkon menikmati udara malam yang dingin sambil menatap bintang yang ada di langit.

'Otousan, Yoshi sekarang harus apa? Semua orang perlahan menjauhiku.' Batin Yoshi.

Drtt

Tangan Yoshi pun meraih benda pipih itu, ia menekan tombol berwarna hijau tersebut.

"Kenapa?"

"...."

"Gue gak peduli!"

"..."

"Ck! Gue kesana sekarang, kirim alamatnya."

Pip

Sambungan telepon itu terputus, Yoshi menggenggam erat ponselnya. Amarahnya tiba-tiba naik setelah mendapatkan telepon dari seseorang.

Ia langsung berjalan keluar dengan mengendarai motornya di atas rata-rata menuju tempat yang telah di kirimkan oleh orang itu.

"Mana Haruto?" tanya Yoshi dingin.

Sosok pemuda itu terdiam, ia menunduk takut saat mendapatkan tatapan mengintimidasi Yoshi.

"D-disana." Jarinya menunjuk ke balik semak.

Tak butuh waktu lama, Yoshi berdiri tepat dihadapan ketiga orang itu. Ia menatap jengah terhadap sosok pemuda yang tengah bergelayutan di tangan beberapa wanita.

Kedua wanita itu nampaknya risih dengan perlakuan Haruto.

"Lepasin." Suara nanti dingin mengintimidasi dan penuh penekan itu berhasil membuat Haruto menengadah.

Haruto tertawa remeh, ibu jarinya menunjuk-nunjuk kearah Yoshi. "Lo gak berhak merintah gue!"

Jengah dengan sikap Haruto, ia pun menarik kasar lengan Haruto agar menjauh dari kedua gadis malang yang telah menjadi korban nya.

"Apa sih mau lo, sialan! Ngurusin hidup gue mulu!" Teriaknya, ia memberontak disaat tangannya ditarik paksa.

Yoshi hanya terdiam, ia memperhatikan kedua wanita itu. "Maafkan orang berengsek ini, kalian bisa pergi. Aku akan mengurusnya."

Setelah memastikan keduanya pergi, Yoshi melirik sinis kearah Haruto yang nampak kesulitan berdiri.

Tiba-tiba hati Yoshi tergerak, ia menjulurkan tangannya di depan wajah Haruto.

Sontak Haruto langsung menepis nya kasar. "Gue bisa sendiri!"

"Bodoh." Cicit Yoshi. Ia memperhatikan pergerakan Haruto dingin, anak itu belum bisa berdiri tegak. Ia kesusahan.

One Day | Yoshinori ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang