Akibat pengakuan cinta dari Mina kemarin, Yoshi jadi kepikiran. Ia dari tadi tidak bisa fokus dengan pelajaran yang sedang diterangkan sekarang.
Yoshi melirik ke kursi belakang tepatnya tempat Haruto berada. Ia memperhatikan sosok itu dalam diam.
Maaf, Haru. Gue gagal jadi teman sekaligus kakak yang baik buat lo
Sekitar beberapa detik, Yoshi kembali menghadap ke depan. Ia melirik kearah Mina kali ini.
Gadis cantik yang sukses mencuri hatinya itu.
Iya. Yoshi menyukai Mina, tidak ada yang mengetahui kebenaran itu selain dirinya sendiri.
Sudah beberapa tahun terakhir Yoshi berusaha menghilangkan rasa tersebut. Saat mengetahui bahwa sahabatnya juga menyukai gadis yang sama, Yoshi memilih mundur daripada bersaing dengan sahabat sendiri.
Tapi kenapa sekarang malah Mina datang dengan sendirinya dan mengungkapkan kalau ia menyukai Yoshi juga, padahal ia sudah mulai melupakan Mina.
Bodohnya, Yoshi dan Mina sudah saling menyukai dari SMP tapi keduanya sama-sama menyimpannya dengan rapat.
Andai salah satu dari mereka bisa jujur dulu. Pasti tidak akan serumit sekarang.
Yoshi terlalu pecundang untuk mengakui apa yang ia rasakan.
Mina terlalu sempurna untuk ia miliki, pikiran itu yang sering menghantuinya.
"Yosh, lo habis berantem ya?"
Lamunan Yoshi terhenti, ia menoleh ke sumber suara. "Iya."
"Sama siapa gila? Sampai babak belur gini."
Luka yang ada di wajah Yoshi memang lumayan mengering hanya saja bekas keunguan nya masih ada di sana.
"Sama preman."
"Lo gak kenapa-kenapa kan?" Ujar seorang pemuda yang baru datang.
Yoshi mengangguk.
"Dari mana lo, Haru?" tanya Junkyu.
"Dari kelas sebelah. Habis balikin buku Renjun."
"Oh."
"Gue boleh egois gak sih?" tanya Yoshi tiba-tiba.
Seketika Haruto dan Junkyu melemparkan pandangan mereka satu sama lain. Bingung dengan apa yang sedang Yoshi bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Roman pour AdolescentsDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...