"Jihoon, mana kakak kamu?"
Jihoon menggeleng, ia juga tidak mengetahui dimana Yoshi berada padahal sekarang sudah hampir jam sebelas malam.
"Mungkin lagi main sama temen-temen nya, Mama tidur aja nanti Jihoon yang cari."
Mama menatap Jihoon lalu mengangguk, ia memang harus tidur karena besok ia akan konsultasi ke dokter.
Kini tinggal lah Jihoon sendirian di ruang tamu, ia berulang kali melirik kearah pintu. Berharap seseorang yang ditunggu membuka pintu itu.
Sudah sekitar 1 jam lebih Jihoon menunggu, ia pun sampai ketiduran di atas kursi.
Krek.
Suara pintu terbuka, menampilkan sosok Yoshi dibaliknya. Ia melirik ke dalam rumah dengan hati-hati hingga ia tak sengaja melihat penampakan Jihoon yang tengah tertidur pulas dengan posisi yang kurang nyaman.
Yoshi mendekati sang kakak, ia memperhatikan wajahnya tanpa ekspresi.
"Bangun." Bisik Yoshi tepat ditelinga Jihoon.
"Eungh." Desah Jihoon, ia mengeliat disana, terganggu dengan suara Yoshi.
Yoshi mendengus, ia menarik paksa tubuh Jihoon.
Nihil, Jihoon masih tidak bangun.
Yoshi memutar bola matanya malas, ia berjongkok dan menarik tubuh Jihoon ke tubuhnya.
"Berat banget, banyak dosa nih orang." gerutunya saat Jihoon sudah berada sempurna di punggungnya.
Kaki Yoshi melangkah dengan hati-hati menuju tangga jalan ke kamar Jihoon. Ia bersusah payah membuka pintu kamar hingga ia memutuskan untuk mendobrak nya mengunakan tubuh sangat kakak.
"Dasar kebo." gumam Yoshi.
Seperti yang dipikirkan, Jihoon sama sekali tidak membuka matanya meskipun Yoshi telah membenturkan tubuhnya dengan pintu.
Tubuh Jihoon di turunkan ke kasur dengan cepat, Yoshi pun ikut merebahkan tubuhnya. Ia mengatur nafasnya yang agak tersengal.
"Pa-padahal gak la-lari loh." gumamnya.
Ia terdiam sejenak sambil memijat bahu nya. "Lain kali, gak usah tungguin gue kayak tadi."
"Gue gak mau ngerepotin orang lain." Ia berujar sambil melirik sekilas kearah Jihoon.
"Dan gue gak butuh belas kasihan siapapun terutama lo." Ia bermonolog dan tentunya itu ditujukan pada Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...