34

163 21 0
                                    

"Otousan, apa kabar?" Pemuda berdarah Indonesia-Jepang itu berujar sambil membersihkan rumput yang berada di atas makam bernama "Kanemoto Yusuke"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Otousan, apa kabar?" Pemuda berdarah Indonesia-Jepang itu berujar sambil membersihkan rumput yang berada di atas makam bernama "Kanemoto Yusuke"

Lama terdiam, ia sibuk membersihkan makam sang ayah yang sudah pergi lebih dulu menghadap sang Maha Kuasa.

Setelah selesai, ia menampilkan senyum tulus sembari menghela nafas berat. "Otousan, semuanya berantakan... Maaf, Yoshi kali ini gak bisa..."

Tes. Bulir kristal turun di mata indah itu.

"Dunia ini terlalu menyesakkan dan mengecewakan, Otousan...

Aku sendirian disini, gak ada yang bisa aku jadiin tempat sandaran. Semua orang terlalu mengerikan, Otousan."

Yoshi diam, membiarkan hujan yang mulai turun membasahi tubuhnya. Ia mendongak. "ARGH!" teriaknya.

Penampilan Yoshi menyedihkan, luka lebam dimana-mana, wajah pucat dan tubuh yang mulai mengurus. Keadaan pemuda itu cukup memprihatinkan.

"Kenapa Tuhan?! Kenapa harus Otousan yang di panggil terlebih dahulu?! Kenapa bukan aku?! Seharusnya aku saja, hiks..." Ujarnya lirih. "Aku tidak ingin hidup seperti ini. Aku takut... Sendirian..."

"Tidak cukup kah semesta? Tidak cukup kau menghukum ku dengan semua ini? Aku menyerah... Aku lelah..." Ia memeluk kedua kakinya. "Aku terlalu lemah untuk bertahan. Aku tidak sekuat yang dikira, hiks."

Yoshi, pemuda itu menangis sejadinya. Menumpahkan segalanya, ia menyerah. Semesta terlalu jahat padanya. Tidak memberikannya waktu sedikit untuk beristirahat dari masalah hidup ini.

Tak ada yang menyadari bahwa Yoshi adalah pemuda yang menyimpan banyak luka dan ketakutan di dalam dirinya. Ia sama sekali tak bisa dimengerti semua orang, bahkan dirinya sendiri tidak bisa mengerti apa mau dirinya sendiri.

Terlalu rumit untuk dijelaskan melalui kata, Yoshi terlalu membingungkan.

"Otousan, maaf kalau nanti aku memilih menyerah untuk semuanya." Ia mengusap wajahnya kasar.

"Tapi menyerah bukan untuk bertemu denganmu disana, aku hanya akan menghilang dari semua orang dan pergi ke tempat dimana tidak ada orang yang mengenalku." Gumam Yoshi dan hanya dia yang bisa mendengarnya.

"Ada yang dia sembunyikan." Ujar seorang pemuda yang tengah berlindung dibawah payung.

Tanpa Yoshi sadari, ada seseorang yang memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. Di kejauhan ia bisa mendengar suara Yoshi meskipun samar.

One Day | Yoshinori ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang