Karena khawatir, Jihoon pun melepaskan pelukannya. Ia perlahan mengintip kearah wajah Yoshi. Tapi yang ia lihat Yoshi hanya diam dan menutup mata nya.
Ia pun memutuskan untuk menggelitik tubuh Yoshi. Namun, tak ada respon dari sang adik.
"Yosh, jangan bercanda!"
"Yosh! Woi lo kenapa? Yosh!" Ia berulang kali menguncang tubuh Yoshi dan masih tak ada respon.
"Masih ada nafas nya."
"Gue masih idup."
Sontak Jihoon kaget, ia sampai terjatuh dari kasur.
"Sialan lo!"
Yoshi pun tertawa dengan puas. Hal itu berhasil membuat Jihoon terdiam, ia tersenyum tipis.
"Udah lama gue gak liat lo ketawa sepuas ini."
Lantas Yoshi langsung terdiam, ia melirik Jihoon kemudian menghela nafas berat. Ada perasaan bersalah di mata Yoshi saat melihat kakak nya itu menatap nya seperti itu.
"Maaf."
"Maaf? Emang lo salah apa ke gue?"
"Gapapa, gue cuma mau minta maaf aja."
Jihoon kembali tersenyum. Ia mengelus kepala Yoshi lembut dengan perasaan yang susah dijelaskan.
"Lo ternyata udah sebesar ini ya, Yosh."
Yoshi tak menghindar, ia sadar dari tatapan mata Jihoon tersirat bahwa Jihoon sangat merindukan nya. Yoshi merasa bersalah karena akhir-akhir ini seringkali mengabaikannya.
"Gimana keseharian lo?"
"Gak ada yang menarik."
"Jangan sering mendem semua sendiri Yosh, sesekali cerita ke gue. Gue gak mau lo kenapa kenapa."
"Tenang gue bisa sendiri kok, lo gak udah khawatir."
Jihoon tersenyum, ia menepuk pundak Yoshi pelan seolah menyalurkan semangat pada nya.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri," ujar Jihoon sebelum ia keluar dari kamar Yoshi.
Damn, kalimat tersebut sukses membuat Yoshi terdiam. Ia menatap dirinya dari pantulan cermin yang ada tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...