Ternyata sehabis mandi, Yoshi kembali pingsan selama seharian, ia meringis saat perutnya yang pedih karena tak diisi selama itu.
Karena sangat malas dan tubuhnya masih sakit, ia menahannya.
Hingga tiba-tiba kamarnya di ketuk oleh seseorang dari luar.
Mata Yoshi yang awalnya tertutup pun terbuka, ia mengamati pintu tersebut.
"Tuan, saya mau mengantarkan sarapan."
"Masuk."
Setelah selesai menyiapkan makanan untuk Yoshi, wanita paruh baya itu pun keluar dan pastinya Yoshi sudah mengucapkan terimakasih.
Tumben Bibi itu memberikan sarapan padanya, mana jumlah nya sangat banyak.
Mungkin karena di rumah sedang tidak ada orang kali. Atau malah Bibi menyadari bahwa ia tidak keluar kamar selama seharian ini.
Ah, masa bodoh lah. Ia tidak peduli.
Lebih baik sekarang ia memakan makanan itu daripada maag nya kambuh. Meskipun sebenarnya sudah kambuh sih, tapi yang terpenting ia harus mengisi perutnya dengan makanan sebelum meneguk obat pahitnya.
Setelah selesai makan dan minum obat, ia pun mengistirahatkan tubuhnya kembali. Semoga saja besok pagi saat ia terbangun, tubuhnya sudah mendingan agar bisa masuk sekolah.
_________
Seperti yang Yoshi targetkan, tubuhnya sudah lumayan mendingan. Rasa pusingnya pun menghilang.
Ia terbangun pagi-pagi lalu keluar menuju dapur untuk mengisi perutnya.
Keningnya berkerut.
Kenapa rumahnya sepi seperti kemarin? Biasanya akan ada Mama atau tidak Jihoon yang asik menganggu nya.
Kemana semua orang berada? Apakah ada yang terjadi selama ia tidak muncul? Mungkin.
Yoshi mengoleskan rotinya dalam diam. Ia tiba-tiba merasakan firasat yang buruk mengenai Mama.
Di saat pikirannya mulai melenceng kemana-mana, Yoshi pun menggeleng cepat. Ia memakan rotinya lalu keluar dari dalam rumah mengendarai sepeda motornya.
'Semoga itu hanya firasat gue aja.'
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Yoshi berjalan menelusuri koridor sekolah. Ia berjalan menuju kelas, tujuan utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...