Seorang anak kecil berumur 10 tahun berdiri tepat di depan gerbang sekolahnya, ia celingukan mencari keberadaan seseorang yang ia tunggu sekarang.
Sudah sekitar 1 jam, orang yang ditunggu tidak datang juga. Anak itu pun memutuskan duduk di pinggir trotoar seberang sekolah. Ia menunduk sambil meremas bajunya takut.
"Otousan, kau dimana? Ochi takut..." Ujarnya lirih. Ia telah meneteskan air matanya.
"Ochi?!" Panggil seseorang.
Lantas Yoshi kecil menengadah, ia mengucek kedua bola matanya. Menoleh ke sumber suara. Tak lama, senyum di bibirnya pun tercipta. Ia langsung melambaikan kedua tangannya girang.
"Otousan! Ochi di sini!" Teriaknya.
Pria yang dipanggil Yoshi pun melirik kearahnya, ia tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya. "Tunggu di sana, Otousan akan menjemputmu."
Yoshi mengangguk lucu. Di lihatnya sang Ayah kembali menyalakan mobilnya sambil sesekali melirik kearahnya memastikan Yoshi masih ada di sana.
Hingga detik selanjutnya, tubuh Yoshi menegang ditempat, matanya membulat sempurna dan air matanya turun lagi tanpa di sengaja.
Brak.
Suara itu terdengar kencang sekali, Yoshi menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga mampu membuatnya terdiam membeku.
Sebuah mobil truk melaju kencang dari arah berlawanan, tanpa sadar menabrak mobil Ayah hingga terseret beberapa meter jauhnya.
Di hadapannya sekarang, mobil yang Ayahnya pakai tadi telah hancur parah di bagian samping tepat tempat Ayah menyetir. Iya, mobil tadi yang membawa tubuh sang Ayah tercinta.
Masih teringat jelas oleh Yoshi, Ayah melambaikan tangan padanya beberapa detik yang lalu sambil tersenyum, senyum yang sangat indah milik Ayah.
Masih dalam keadaan diam, Yoshi melihat darah keluar dari dalam mobil itu diikuti tubuh sang Ayah yang dipenuhi oleh darah segar.
Tubuh Yoshi oleng, ia memukul pipinya brutal berharap bahwa apa yang ia liat kali ini hanyalah mimpi.
Sang Ayah masih hidup! Ini hanya mimpi! Ayah tidak akan meninggalkan seperti ini! Ayah sudah janji untuk memastikannya tumbuh dewasa.
Akh. Sakit.
Detik itu pula, Yoshi langsung berlari kesetanan kearah mobil Sang Ayah berada. Ia menangis sejadi-jadinya saat melihat dari dekat bahwa orang yang ada dihadapannya itu adalah sang Ayah yang beberapa detik lalu ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...