"Haru..."
Merasa terpanggil, Haruto menoleh. "Kenapa?"
Bola mata mereka bertemu, Yoshi menghela nafas berat kemudian mendekat kearah Haruto.
Hening. Tak ada yang membuka suara, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Haruto mengalihkan arah pandangnya, ia memejamkan mata menikmati angin yang menerpa wajahnya.
Tatapan Yoshi terfokus pada Haruto, entah kenapa susah sekali baginya untuk memulai pembicaraan kali ini.
Apakah anak itu akan marah padanya? Atau malah Haruto akan membencinya? Dapatkah ia mempercayai Yoshi lagi?
"Ada apa?" Haruto membuka suara.
Seketika Yoshi menundukkan kepalanya, ia menghela nafas lalu melirik kearah Haruto yang masih setia dengan posisinya.
"Maaf..."
"Untuk?"
Yoshi terdiam sejenak.
"Udah bohong sama lo."
Haruto terkekeh tanpa menjawab.
"Maaf."
"Emang lo ngelakuin hal yang salah?"
"Kemarin gue keluar dan gak sengaja ketemu sama Mina."
Haruto terdengar menghela nafas. "Berarti di foto itu beneran lo?"
Tidak ada jawaban, Yoshi terdiam sambil terus menunduk. Rasa bersalah nya terlalu dalam sampai-sampai ia tak bisa menjelaskan apapun.
Karena tidak ada jawaban dari Yoshi, bisa Haruto simpulkan bahwa hal itu benar.
"Gue gak ada rencana untuk ketemu dia kemarin, lo... percaya sama gue kan?"
Kepala Haruto menghadap ke Yoshi, ia sempat terdiam memperhatikan wajah Yoshi. Kepalan tangannya terlihat semakin menguat.
Detik kemudian, Haruto mengalihkan arah pandangnya. Ia seperti sedang berusaha mengatur emosinya.
"Santai, emang gue siapa? Lo gak harus ngerasa bersalah kok." ujar Haruto.
Ini yang Yoshi takutkan, ia tau betul respon Haruto tadi seperti sedang menahan rasa kecewa.
"Lo berhak marah sama gue, tapi tolong jangan kayak gini."
Kening Haruto berkerut dalam. "Kayak gini, gimana?"
"Gue lebih senang lo marah bukan diem gini. Gue tau lo kesel, kecewa, marah kan sama gue? Ya ungkapin, jangan diem aja. Gue gak mau salah paham ini terus berlanjut." Yoshi berujar sedikit dengan emosi.
Tangan Haruto terkepal kuat, ia tidak mau terpancing.
"Kalo lo diem gini. Itu sama aja lo perlahan buat kita pisah." Kali ini Yoshi berujar lembut, ia sadar bahwa reaksi Haruto mulai tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day | Yoshinori ✔️
Ficção AdolescenteDON'T COPY MY STORY. Hidup itu hanya tentang ditinggalkan atau meninggalkan. Bertahan atau berjuang. Mempertahankan atau merelakan. Seakan selalu berpikir dunia akan selalu baik-baik saja, nantinya. Bullshit. Note : bacanya liat judul ya, soalny...