5; Mendung kayak Pak Taehyung

8.6K 1.9K 416
                                    

          Bagi orang-orang yang produktif, nganggur merupakan hal yang sangat membosankan.

Tapi bagiku, nganggur is the best time ever.

Aku bukan orang produktif yang suka berpetualang kayak Dora the Explorer dan hewan peliharaannya. Yang suka sibuk sendiri kalau nggak ada kerjaan alias kuker. Udah bener-bener di rumah, malah ke danau. Nyebrang. Lewatin buaya.

Kalau di film Suzanna, aku jamin Dora dan Boots pasti udah tinggal nama.

Fyi, aku itu orangnya anteng.

Nggak kayak orang lain yang kalau sibuk malah minta libur, kalau libur malah pingin masuk. Aku lebih ke tipe orang yang nerima apa adanya.

Sibuk ya sibuk. Libur ya dinikmati.

Yeah that's Park Sooyoung's style.

Jadi, sekarang aku sedang berada di toko kelontong milik Om Emon.

Sebenarnya, namanya Namjoon.

Dipanggil Rapmonster karena kalau ngomong cepet banget kayak lagi debat capres cawapres. Makanya ia punya nama panggilan itu karena kalau ngomong kayak Eminem. Cepat dan sedikit tidak jelas.

Di sini aku membeli beberapa camilan gurih dan pedas. Berhubung tidak jadi bimbingan konsul dengan Pak Taehyung hari ini, aku memilih untuk movie marathon di kamar.

Sooyoung katanya mau nyicil bab satu?

Hehe.

Semua butuh niat.

Membina rumah tangga aja butuh niat, iya nggak?

          "Berapa, Om?"

          "...mabu."

Tuhkan bener. Saking cepatnya omongan Om Emon, sampai tidak jelas.

          "Haduuh pelan-pelan dong Om ngomongnya. Jodohnya masih jauh kok Om nggak usah buru-buru."

Om Emon tampak menghela napas berat.

Sabar ya, Om.

          "Tiga. Puluh. Lima. Ribu. Neng. Sooyoung. Cantiiiiik."

Aku tertawa pelan mendengar ucapan penuh penekanannya.

Toko kelontong ini emang selalu jadi moodbooster. Apalagi dengan situasi mood aku yang lagi bete perihal WhatsApp Pak Taehyung tadi.

Aku menyodorkan selembar uang bernilai lebih pada Om Emon.

          "Ini, Om. Udah Om kembaliinnya dua ribu aja. Buat saya bayar parkir hehehe."

          "Ckjangangituahdek."

          "Ih beneran, Om. Anggep aja lebihnya buat bayaran Om yang udah ngehibur saya."

Om Emon menggelengkan kepalanya kemudian kembali mendecakkan lidahnya pelan.

           "Yaudahlahkaloadekmaksa."

Setelah pamit, aku keluar dari toko kelontong Om Emon.

But, damn it. It's raining.

Sumpah ya tadi cerah terang benderang lho kayak masa depan aku.

Tapi kenapa jadi suram begini kayak abis ketemu Pak Taehyung.

Akhirnya, aku berteduh dulu di depan toko kelontong Om Emon. Sambil memperhatikan rintik demi rintik air asam itu berjatuhan ke aspal.

Beberapa orang yang berlalu lalang di simpang jalan berlari kecil ke arah toko ini, berniat berteduh juga.

Aduh.

Ini sih hujannya awet.

          "Eh si Minus Tiga?"

Reflek kepalaku menoleh ke arah samping kiriku.

Reflek kepalaku menoleh ke arah samping kiriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What the hell.

          "E-Eh, Ba-Bapak?"

Pak Taehyung di samping aku guys!!!!!!





















          "Kok nggak kuliah? Bolos ya kamu?"























Alasan pun tiada guna. Welcome minus empat :)
→↓←

7 Logical Reasons Why Lecturer is Always RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang