You have 30 missed calls.
Aku menghela napas berat.
Salah apa aku... sampai-sampai dapat sialnya kebangetan banget.
Sambil memijit tengkukku pelan, tanganku yang lain fokus membuka satu per satu pesan instan yang belum sempat terbaca karena lowbatt.
Jadi ceritanya, penyakit jantungnya Eyang Putri mendadak kambuh dan dirawat lagi di Rumah Sakit. Karena itu, Mama dan Papa mendadak pergi ke Rumah Sakit, jauh pokoknya. Dan mereka nginep di sana, nggak tahu berapa hari. Yang pasti, Papa paling nggak besok pulang karena harus kerja.
Aku jadi ngerasa berdosa karena suudzon sama Mama. Kirain kejebak macet di rumah ibu-ibu admin online shop.
Dan, mereka tahunya aku bawa kunci serep rumah.
Mereka nggak tahu kalau sekarang aku terluntang-lantung nggak jelas gara-gara nggak bisa masuk ke rumah sendiri...
Jangan tanyakan keberadaan Kak Somin, karena kakakku yang workaholic itu selalu pulang jam sepuluh malam.
Aku sudah mengabari Kak Somin untuk pulang lebih cepat, tapi pesanku masih belum dibaca. Ditelepon juga nggak diangkat.
Mau nangis aja rasanya...
Mana leherku pegal banget gara-gara jatuh dari atas pagar. Badanku sakit semua. Serasa remuk.
"Sooyoung."
Dengan perlahan aku menoleh ke arah datangnya suara. Senyumku langsung mengembang begitu melihat perawakannya muncul sembari membawa nampan dengan sepiring makanan di atasnya.
"Gimana, gimana? Masih sakit lehernya? Kepalanya pusing? Aduuuh, ke dokter ya? Yuk ke dokter aja."
Aku menggeleng pelan, "Nggak pa-pa kok, Tante Taehee. Nanti juga sembuh sendiri," jawabku pada beliau.
Oke, jangan tanya kenapa akubisa ada di rumah Tante Taehee sekarang. Aku... aku malu kalau harus menceritakan semuanya.
Intinya... ya begitulah.
Aku maluuuuu.
"Taetae ke mana sih di suruh bikinin teh lama banget."
Dahiku mengernyit, bingung.
Taetae siapa, ya? Adiknya Pak Taehyung? Tapi kata Mama, Tante Taehee cuma punya satu anak.
Asisten rumah tangga mungkin?
Ah, iya. Pasti asisten rumah tangga!
"Maafin Sooyoung ya, Tante. Jadi ngerepotin Tante malem-malem...."
"Ih nggak pa-pa, Sayang. Tante nggak repot kok." Tante Taehee tersenyum lalu mendekatkan makanannya ke arahku, "ini makan dulu. Kamu belum makan 'kan?"
Dalam hati, aku bersyukur ditolong oleh orang baik kayak Tante Taehee.
Saat aku hendak meraih piring makanan di atas nampan, sesosok pria bertubuh tinggi muncul dari balik dinding sambil membawa segelas teh hangat di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Logical Reasons Why Lecturer is Always Right
Fanfiction"Pak, kenapa dosen selalu benar?" "Kalau salah mulu, mana bisa jadi dosen." Siapa yang menyangka jika nama Park Sooyoung tercantum dalam barisan nama mahasiswa fakultas Psikologi yang masuk ke dalam bimbingan dosen yang paling tidak ingin dia temui...