Dosen Taehyung
terakhir dilihat pukul 21.40Selamat malam, Pak.
Mohon maaf menganggu.
Saya ingin menanyakan apakah
Bapak sudah tidu---
(Deleted).Selamat malam.
Mohon maaf Pak, ada sesuatu
yang tertinggal dan harus
segera saya ambil, Bapak
sudah tidur belum?
(Deleted)Selamat malam, Pak.
Mohon maaf menganggu.
Ada sesuatu yang tertinggal
dan harus segera saya ambil.
Apakah Bapak berkenan jika
saya berkunjung ke rumah Bapak---
(Deleted)"Arrrgghh!"
Ponsel keramat yang kugenggam sejak tadi kini terlempar ke atas tempat tidur.
Rambut sudah menjadi pelampiasan rasa pusingku sejak--entahlah sejak kapan. Mikirin menit detiknya pun aku nggak sempat.
Pertanyaan yang sama kian mencecar diriku.
Kapan, sih, aku bisa kelihatan pintar di depan Pak Taehyung?
Bahkan Google pun nggak tahu jawabannya.
Setelah merampas ponsel keramatku dari atas kasur, kakiku langsung melangkah keluar dari kamar. Menjejaki satu demi satu anak tangga untuk turun menuju ke arah dapur. Menadahi beberapa mililiter air mineral yang mengalir dari kran dispenser dan meneguknya sampai tandas.
Berharap dari air mineral tersebut, otakku ini bisa mendapat pencerahan.
Sebenernya, bakal jadi hal sepele sih kalo yang masuk di dalam paper bag itu cuma dompet, kuncir rambut, atau benda lainnya yang lebih manusiawi untuk berada di sebelah barang yang ditujukan sebagai hadiah untuk laki-laki.
Yang bikin jadi nggak sepele itu, kenapa harus pembalut?!
Kulihat kembali layar ponsel yang masih menampakkan chatroom antara aku dan Pak Taehyung. Sejak tadi yang kulakukan cuma ketik-hapus-ketik-hapus kayak orang nggak punya kerjaan. Padahal revisianku numpuk kayak cucian kotor pulang mudik.
Sekali lagi, aku melabuhkan kedua jempol tanganku di atas keyboard ponselku.
Selamat malam, Pak.
Maaf mengganggu. Sepertinya
ada yang tertinggal di dalam
bingkisan yang saya berikan tadi.
Mohon untuk tidak salah paham
terlebih dahulu, ya, Pak.
Kalau boleh besok pagi akan saya
ambil kembali barang saya yang
tertinggal. Mohon maaf atas
kecerobohan yang saya laku---"Aih, panjang amat! Belum dibuka aja udah males bacanya pasti."
Aku segera menekan tombol hapus dengan wajah frustasi.
Acara misuh-misuhku terpotong saat sebuah notifikasi hadir menyapa kekosongan ponselku. Telapak tanganku reflek menutup mulutku sendiri begitu melihat nama pengirimnya.
Dosen Taehyung:
Belum tidur?Hampir saja aku menjerit kalo nggak buru-buru mengumpulkan akal sehatku untuk kembali ke habitatnya.
Oke, oke. Sooyoung, ayo berpikir jernih. Jangan ngelakuin hal bodoh lagi.
Inhale.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Logical Reasons Why Lecturer is Always Right
Fanfiction"Pak, kenapa dosen selalu benar?" "Kalau salah mulu, mana bisa jadi dosen." Siapa yang menyangka jika nama Park Sooyoung tercantum dalam barisan nama mahasiswa fakultas Psikologi yang masuk ke dalam bimbingan dosen yang paling tidak ingin dia temui...