Everybody loves Monday.
—Adalah kalimat yang sedang berusaha kutanam dalam-dalam di otakku. Dengan begitu, aku bisa ngejalanin hari ini dengan ikhlas dan tawakal.
Karena aku tahu, hari ini bakalan ada badai angin puting beliung yang akan mengguncang hatiku dan meluluh-lantahkan hatiku menjadi remahan sisa kerupuk udang di toples Kak Somin.
Sebut saja itu dosen pembimbingku, Pak Taehyung, yang kalau ngomong suka bener, tapi nyakitin.
Yah, seperti yang kalian baca.
Hari ini adalah hari Senin.
Kalian tahu apa itu artinya?
Waktunya aku konsul BAB satu dengan Pak Taehyung.
Dosen Tamvan Idaman Wanita.
Cih, aku geli sendiri nyebut dia kayak gitu. Ngakak guling-guling, deh, sampe ke toko kelontongnya Om Emon.
Oke-oke, kembali lagi ke pembicaraan awal.
Jadi, sekarang aku sudah sampai di kampus. Pagi sekali. Tepatnya pukul tujuh.
Dan sekarang sudah pukul sebelas kurang sepuluh menit.
Aku sudah meletakkan map berisi BAB satuku di atas meja Pak Taehyung. Persis kayak yang Pak Taehyung minta dua hari yang lalu.
Sekarang, aku lagi duduk di lobi ruang tunggu yang biasanya para dosen lewati jika baru datang. Karena Pak Taehyung belum sama sekali kelihatan batang hidungnya.
Nungguin sendiri.
Bengong sendiri.
Udah kayak zomvlo aja.
Karena bosan nungguin Pak Taehyung, aku pun memilih untuk mendengarkan lagu di HP-ku lewat earphone. Sambil meriksain chat yang masuk.
Tapi, nggak ada chat yang masuk.
Meski begitu, masa bodoh lah. Aku tetap fokus dengan lagu di HP-ku.
Sengaja kukencangkan volumenya supaya nggak ngantuk.
Nggak perlu takut nanti dilewatin Pak Taehyung. Toh, sebelum dia lewat di depanku, wangi parfumnya udah kecium duluan dari lantai dasar.
Sambil menunggu, aku melihat beranda instagramku.
Ada Hayoung yang lagi selfie bersama tumpukkan buku-buku di perpustakaan dengan caption kekinian.
Ada Bobby yang meng-upload fotonya memakai baju ala tentara dengan caption noraknya.
Bunyinya begini, "udah mirip oppa song joongki neh. Siapa yang mau jadi song hye kyo nya? Harap ngantri yak, semua kebagian koq." tak lupa dengan emotikon kiss alay sejuta umat.
Bicara tentang Bobby, aku 'kan masih ada urusan sama bocah itu. Dan temannya juga yang nabrak aku.
Ngomong-ngomong, sebelum ke sini, aku papasan sama Yujin di koridor lantai dasar.
Enaknya, dia udah mulai nyusun kerangka BAB dua. Anak rajin memang begitu, sih.
Selalu terdepan, kayak iklan sepeda motor.
Nggak sebut merk, ya.
Kan nggak dibayar. Hehehehe.
Lihat aja, habis konsul nanti, aku bakalan nyusul Yujin secepatnya. Hahahahaha.
Ting!
Ada notifikasi masuk.
Kukira itu pesan dari Pak Taehyung.
Tapi ternyata bukan. Itu notifikasi instagramku.
Ada satu akun yang nge-follow aku. Siapa, ya?
Aku buka profilnya, tapi akunnya di private. Minta banget difollow balik sih, ini orang.
Tapi, kok mukanya kayak nggak asing, ya?
Oh iya, dia yang lari-larian sama Bobby di depan perpustakaan waktu itu, bukan?
Usernamenya aneh. Namanya, whitebones.
Tulang putih? Iya lah, mana ada tulang warna pink? Kalau ada, pasti yang punya cuma Pak Seokjin si pinky holic.
Follow balik nggak, ya?
Kalau difollow balik, emang apa faedahnya?
Ting Ting!
Ada notifikasi masuk lagi.
Kuperiksa notifikasi baru tersebut, dan dengan sekali baca namanya, jantungku langsung berdetak nggak karuan.
Ada WhatsApp dari Pak Taehyung.
Nah 'kan. Tiba-tiba perasaan aku nggak enak.
Dosen Taehyung:
Konsul diundur ya, saya lagi ada urusan.....
Udah nungguin berjam-jam, terus diundur.
Mending kita ribut aja, Pak.
→↓←
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Logical Reasons Why Lecturer is Always Right
Fiksi Penggemar"Pak, kenapa dosen selalu benar?" "Kalau salah mulu, mana bisa jadi dosen." Siapa yang menyangka jika nama Park Sooyoung tercantum dalam barisan nama mahasiswa fakultas Psikologi yang masuk ke dalam bimbingan dosen yang paling tidak ingin dia temui...