Part 6

580 29 0
                                    

Lagi-lagi Bastian harus menarik tangan Iqbaal agar Iqbaal melangkah. (namakamu) terdiam, pria berbehel itu selalu melakukan kegiatan itu saat istirahat. Berhenti dipintu kelas, dan tersenyum manis padanya. (namakamu) menikmati senyuman itu sejenak, senyuman yang manis. (namakamu) tak mampu untuk tidak membalas senyuman itu. ada arti tersendiri dibalik senyuman Iqbaal yang manis itu. Mungkinkah Iqbaal menyukai nya?

(namakamu) menggelengkan kepala nya dan tertawa kecil. Apa yang tengah ia pikirkan?

Kepala nya menunduk, kembali membaca novel yang ia pegang.

5 menit kemudian..

Terdengar suara langkah kaki dari luar kelas. Kedengaran nya semakin dekat.

"dikelas ajah yah sayang" suara itu terdengar nyaring.

(namakamu) memutar matanya. Pasti itu Aldi dan Salsha. Lagi-lagi mereka istirahat disini, apa mereka ingin membuat hati (namakamu) kembali sakit?

Aldi dan Salsha masuk kedalam kelas. (namakamu) melirik sekilas, melihat Salsha tengah merangkul mesra Aldi, Salsha berbicara sesuatu. Tapi (namakamu) tidak mendengarnya, karena matanya terfokus pada Aldi. Laki-laki tampan itu.

Aldi dan Salsha duduk dibarisan paling depan dekat tembok sebelah sana. Salsha yang duduk dekat tembok._. matanya melirik (namakamu) sinis, (namakamu) membuang wajah nya dan kembali menatap novel yang ia pegang.

Salsha dan Aldi berbincang, membahas sesuatu. (namakamu) berusaha untuk tidak mendengarkan nya. Tapi ia tidak bisa, suara Salsha begitu lantang dikelas ini. Entah suara Salsha yang memang besar atau sengaja dibesar-besarkan agar (namakamu) mendengarnya.

Salsha membahas itu lagi. Membahas tentang wanita itu, wanita yang pernah menjadi mantan Aldi. Ada-ada saja yang Salsha tanyakan untuk memancing emosi (namakamu). Jawaban Aldi pun biasa saja, ia tidak mengeluarkan kata-kata kasar karena ia tahu (namakamu) ada didalam kelas ini

Sampai pada satu pertanyaan..

"sayang ... kan kemarin kamu bilang, kalo mantan kamu yang itu kaya sampah. Emang kenapa kamu nyebut dia sampah? Apa karena dia itu buruk rupa? Atau gimana? Jelasin ke aku yah sayang ..." Salsha merangkul Aldi, tapi matanya melirik ke (namakamu). Mendengar pertanyaan Salsha, (namakamu) memutar memori nya pada kejadian kemarin

Dada (namakamu) sesak, seperti ditikam oleh pisau yang tajam. Salsha kembali menanyakan hal ini. (namakamu) memejamkan matanya, menahan airmata nya agar tidak tumpah saat ini. Ia tidak boleh menangis disini! Tangan nya mengepal kuat, jika saja tidak ada Aldi..mungkin (namakamu) sudah meninju wajah Salsha

"hm... dia cantik kok. Gak buruk rupa" Aldi mengaduk-aduk minuman dengan sedotan, yang telah ia beli dikantin tadi

Salsha memanyunkan bibirnya. Sementara (namakamu) tersenyum lega

"tapi kata kamu kemarin, dia itu mirip sampah. Sampah itu kan bau, jelek , dan..iih...ilfeel aku" Salsha menunjukan ekspresi jijik nya. (namakamu) mendengus sebal. Mengapa bisa Aldi berpacaran dengan wanita aneh itu!

"udahlah, kan yang jadi sampah dia ini. Kamu gak usah mikirin yang kayak gitu. Okay" Aldi mengacak-acak rambut Salsha gemas, dan membuat Salsha tersenyum.

(namakamu) terdiam, matanya memandang novel yang ia pegang. Mencerna perkataan Aldi, jadi..Aldi memang menganggap nya sampah?

Bel tanda istirahat telah habis berbunyi. Maka habis juga penderitaan (namakamu) hari ini. Tidak tidak! Tidak hari ini, siapa tahu nanti, nanti sore atau nanti malam ia bisa lebih sakit lagi

***

Pulang sekolah ..

"pulang bareng Karel?" tanya Steffi saat (namakamu) menggendong tas punggung nya

FailureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang