(namakamu) terdiam. Nusakambangan di Bali? Nusakambangan itu kan di Jawa. Jalan-jalan? Jalan-jalan dipenjara-_-“itu Nusa 2!” geram (namakamu) yang baru mengerti
Farrel tersentak
“oemji! pinki suer, strawberry suer, banana suer, melon suer, markisa suer. Emang udah ganti toh?”“kuning suer, ijo suer, cupang suer, buto ijo suer.! jangan-jangan Paris bagian Hilton itu sebenernya ada di Nusakambangan juga lagi” sahut Farren yang juga sama terkejut
(namakamu) hanya mampu mengerutkan keningnya. Farrel dan Farren turun dari kursi nya dan berlarian menaiki anak tangga.
“mau kemana?” teriak (namakamu)
“nelfon Rosa”
***
Seorang gadis tengah duduk dibalkon kamarnya, ditemani kursi roda nya. Menatap langit pada sore hari yang cerah ini. Hujan telah berhenti sejak 2 jam lalu. Wajah nya sengaja ia angkat keatas untuk melihat langit sore. Sang surya mulai merangkak turun ke tempat peristirahatan
(namakamu) mendengar ada sebuah mobil yang baru saja masuk ke pekarangan rumah nya. (namakamu) tidak terlalu memperdulikan nya, mungkin saja itu Karel.
‘Tok .. Tok ..Tok’
Pintu kamar (namakamu) diketuk dari luar, dengan segera ia memutar arah kursi roda nya dan mulai menjalan kan nya menuju pintu kamar nya
CLEK
“Karel” gumam (namakamu) dengan alis yang bertaut. Jika ini adalah Karel, maka siapa yang baru saja datang?
Karel tersenyum manis mulai membopong tubuh (namakamu). Dibelakang Karel ada bi Sum yang membawakan kursi roda (namakamu). Langkah Karel menuruni anak tangga rumah ini dengan hati-hati. (namakamu) hanya terdiam, tangan nya ia lingkarkan pada leher Karel dan menatap wajah kakak nya lembut
Karel membawa (namakamu) kehalaman belakang, tubuh nya kembali ditaruh diatas kursi roda. Didepan (namakamu) sudah ada seorang wanita yang berpenampilan layak nya seorang ...bidan(?) dan disampingnya ada sebuah alat bantu jalan mirip seperti jemuran kecil untuk handuk(?)-_-
“ini ada apa?” tanya (namakamu) menoleh ke Karel
“terapi jalan. Lo mau sembuh kan” jawab Karel mengacak-acak rambut (namakamu) gemas seraya tersenyum manis.
“sekarang berdiri disini yaa” ujar wanita cantik itu lalu memegang alat bantu jalan itu._.
“berdiri gimana? Kaki gue gak bisa digerakkin” bantah (namakamu) dengan nada datar. Ia memang tidak bisa berdiri
Karel tersenyum dan membantu (namakamu) untuk berdiri. Walau awal nya sempat terasa sulit namun akhirnya (namakamu) kini sudah berdiri dan berpegangan pada alat itu. Tangan kanan nya dipegang oleh Karel, takut jika sedang berlatih (namakamu) tiba-tiba saja jatuh
“sekarang, coba jalan” pinta wanita itu dengan senyuman manis. Tutur bahasa nya terdengar sangat lembut bak seorang guru TK
Alis (namakamu) bertaut.
“kaki nya kan gak bisa digerakkin. Yang ada nanti gue nyungsruk”Karel tertawa kecil
“coba deh pelan-pelan. Ya walau kaki lo harus diseret-seret. Tapi lama kelamaan bisa ko.”Baru (namakamu) ingin membalas ucapan Karel, Karel memotong nya
“kalo ada usaha, pasti bisa”
(namakamu) terdiam. Benar yang dikatakan Karel, tapi kan dirinya saat ini lumpuh dan kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali.