"gue mau nanya sesuatu. Boleh kan?" tanya Iqbaal hat-hati(namakamu) hanya mengangguk dan menggigit gigitan terakhir apel tersebut
Terdengar helaan nafas
"lo sayang sama gue?"Pertanyaan sederhana itu membuat (namakamu) hampir tersedak. Ia menatap Iqbaal yang mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan. Menatap mata hitam Iqbaal lekat-lekat.
"g-gue.." entah kenapa ia bingung harus menjawab apa. Bukannya kemarin malam ia sudah mengatakan bahwa ia menyayangi Iqbaal? Tapi mengapa Iqbaal kembali menanyakan ini?
Tiba-tiba Iqbaal menarik kembali tubuhnya dan tertawa kecil
"udah gue duga. Lo ngomong sayang ke gue kemarin itu cuman terpaksa kan" ucap Iqbaal menatap ke pintu kamar (namakamu) yang sedikit terbuka
'enggak! Gue tulus' (namakamu) hanya bisa membalas ucapan Iqbaal dalam batinnya. Entah mengapa lidah nya menjadi kaku untuk digerak kan
Iqbaal menatap gadis yang ia cintai. Mata hitam nya, hidung nya, pipi nya, dan luka disudut bibir nya. Iqbaal menyesal karena telah menaruh hati padanya. Pada gadis yang tidak benar-benar mencintai nya
"gue mau kebawah dulu. Gue pikir lo harus istirahat" Iqbaal mengacak-acak rambut (namakamu) gemas dan mengecup kening nya cukup lama
(namakamu) memejamkan matanya. Ada rasa menyesal dihatinya. Menyesal karena ia hanya bisa membalas pertanyaan Iqbaal dari hati. Padahal ia tidak bisu. Ditengah kecupan nya itu (namakamu) merasakan hangat dan lembut seolah-olah itu kecupan terakhir dari Iqbaal
"Bye.." Iqbaal bangkit dari duduknya dan menuju pintu kamar (namakamu). (namakamu) menatap punggung Iqbaal teduh yang akhirnya menghilang dibalik pintu
1 minggu ..
2 minggu ..
3 minggu..3 minggu lama nya ia tidak berkomunikasi dengan Iqbaal. Kemana pria itu? Ada kok, ia tidak pergi keujung dunia, ia tidak menghilang. Melainkan ia masih berada didekat (namakamu).
Iqbaal memang berada didekat (namakamu), masih dalam lingkup(?) hidup (namakamu) tapi sifatnya yang sekarang berubah menjadi dingin, kaku, cuek, dan jutek. Seolah-olah Iqbaal tidak mengenal nya.
Kejadian ini terjadi setelah kejadian itu. Kejadian dimana Iqbaal menanyakan pada (namakamu) sayang atau tidak nya ia pada nya (Iqbaal) dan (namakamu) tidak menjawab nya. Mungkinkah Iqbaal marah? (namakamu) seringkali mendekati Iqbaal dan mencoba menanyakan hal ini. Tapi baru mendekat dan belum berkata sepatah kata pun, Iqbaal sudah berlalu tanpa permisi
Sudah 3 minggu ini Iqbaal tidak menyapa (namakamu), tidak mengobrol, tidak bercanda dengan Iqbaal dan semua nya yang berhubungan dengan Iqbaal. Setiap pagi nya (namakamu) tidak pernah melihat Iqbaal tersenyum manis padanya atau memberikan sapaan nya. Selama 3 minggu ini, Iqbaal sering datang telat kesekolah dengan alasan 'alarm lupa dinyalakan'
Sikap Iqbaal yang sekarang, sikap Iqbaal yang berubah menjadi cuek, dingin dan tak perduli dengan (namakamu) membuat hatinya sakit. Sakit? Kenapa? Hm..mudah saja! Karena ia telah mencintai Iqbaal
"Iqbaal kenapa sih?" tanya (namakamu) berada dikantin saat istirahat. Tangan nya mengaduk-aduk minuman nya dengan sedotan
Kantin? Ya.. semenjak sikap Iqbaal yang cuek, jutek seperti itu (namakamu) memutuskan untuk tidak merenung lagi dalam kelas. Ia memutuskan untuk mengenal sekolah nya lebih jauh (?)
Steffi dan Bastian yang duduk berhadapan dengan (namakamu) saling pandang dan tertawa kecil
"apa?" kening (namakamu) berkerut, heran dengan Steffi dan Bastian. Mereka mentertawakan apa?