“aku cinta sama kamu” balas Aldi lembut, menyingkirkan beberapa helai rambut (namakamu) yang menutupi wajah cantik (namakamu). (namakamu) menunduk“tapi maaf. Aku lebih mencintai Salsha dibandingkan kamu” sambung Aldi dan membuat isak (namakamu) sempat tertahan. Kali ini (namakamu) merasakan jantung nya berhenti berdegup, darah nya berhenti berdesir dan sesuatu yang keras menhujam dada nya hingga membuat nya sulit bernapas. Aldi terlalu jujur! Tapi Aldi harus mengatakan ini agar (namakamu) mengetahui semua nya
(namakamu) kembali memainkan musiknya(?) ia kembali menangis. Tangis nya semakin menjadi dan sesekali mengerang. Airmata yang turun dari kelopak matanya tidak terhitung berapa jumlah nya. Saat ini (namakamu) hanya ingin menangis menangis dan menangis semampu nya sampai airmatanya habis. Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah, kecuali di depan orang yang amat dia sayangi.
“maaf” tangan Aldi berkelebat dibawah dagu (namakamu). Memaksa (namakamu) untuk menatap wajah Aldi. Isak (namakamu) terhenti saat Aldi menjejalkan bibir nya kedalam bibir (namakamu).
(namakamu) terdiam, mata nya terbelalak lebar dengan apa yang dilakukan Aldi. Tubuh nya kaku dan menegang bagai dikejutkan oleh aliran listrik. Perut nya terasa panas dan jantung nya berdegup diatas rata-rata. Seketika ia lupa bagaimana cara nya memberontak. Perlahan tapi pasti mata nya terpejam, mengikuti apa yang dilakukan oleh Aldi. Sentuhan itu ia rasakan dingin dan lembut saat pertama kali bibir Aldi menyentuh nya. Bibir Aldi dingin sedingin kelopak mawar yang terguyur bubuk salju dimusim dingin, lembut bagikan gula-gula kapas dan itu membuat (namakamu) nyaman. Kejadian itu sempat memberhentikan tangis (namakamu), walau sesaat
Perlahan tapi pasti (namakamu) mulai hanyut dalam suasana. Tangan nya merambat naik pada dada Aldi. Jantung Aldi yang berdegup kencang bisa ia rasakan ditelapak tangan nya. Tangan nya merambat naik lagi, mengalung dileher Aldi. (namakamu) tidak munafik. Ia tidak ingin kehilangan Aldi. Pria yang ia cintai
(namakamu) sempat beberapa kali mendesah. Tangan Aldi yang tadi nya berada dibawah dagu (namakamu) mulai turun. Merangkul pinggang ramping (namakamu). Mencoba membuat gadis ini nyaman senyaman mungkin. Mereka benar-benar terbius oleh suasana. Rasa kesal,marah, emosi semua nya hilang seketika
Aldi menarik wajah nya perlahan tanpa melepaskan tangan nya yang menempel dipinggang ramping (namakamu). Menatap (namakamu) dengan bibir yang masih terbuka mungil._. dengan mata yang terpejam. Aldi tersenyum dan kembali mendekatkan wajah nya pada wajah (namakamu). Kembali menabrakan bibir nya dengan bibir (namakamu) lembut. Mencoba tidak melukai nya
‘Srett’
PLAK
Seseorang yang tiba-tiba saja datang menarik kerah seragam Aldi kebelakang dan menghentikan kejadian itu. (namakamu) tersentak dan membuka matanya, matanya belum sempurna terbuka ia sudah merasakan pipi kanan nya ditampar dan menghasilkan suara yang mengerikan. Tamparan nya sangat keras dan membuat (namakamu) terlempar
“aw..” ringis (namakamu) memegangi pipi kanan nya yang terasa perih. Ia mengerjapkan mata nya beberapa kali. Ada apa? Saat (namakamu) menoleh, ia melihat Salsha tengah berjalan menghampiri nya dengan kedua tangan yang terkepal erat. Oh tidak! Salsha akan membunuh nya
(namakamu) menjerit kesakitan saat Salsha menjambak rambut (namakamu) dan memaksa nya untuk berdiri.
“S-Salsha..” rintih (namakamu) dengan kepala yang tertarik kebelakang akibat Salsha menjambak rambut (namakamu) dengan kuat. Kejadian ini kembali memaksa otak (namakamu) untuk memutar kejadian saat Bella menyiksa nya dulu.
“mau lo tu apa sih? Lo tahu kan kalo Aldi itu punya gue! Punya gue! Kenapa lo main cium-cium dia seenak nya? Ha!!” bentak Salsha dengan lantang dan menggema dikoridor sekolah ini. (namakamu) tidak langsung menjawab, ia meringis kesakitan akibat tindakan Salsha. Airmata yang tadi nya berhenti saat ini kembali mengalir. (namakamu) melirik ke arah Aldi. Melihat Aldi yang berusaha membantu (namakamu) namun Salsha mencegah nya