Karel mendekatkan diri nya pada (namakamu). merangkul dan mengelus bahu (namakamu) lembut
"sekarang pulang yah" ucapan Karel lembut. Sangat lembut(namakamu) mengangguk lemas. Tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Aldi itu memang sudah putus atau belum? Apa maksud Aldi untuk mengajak nya balikan dengan (namakamu? Aldi memang serius atau hanya memberikan harapan indah yang ternyata adalah palsu. Dan yang pada akhirnya akan membuat (namakamu) kembali terluka
"lo gak usah mikirin kejadian itu" Karel melirik (namakamu) saat ditengah perjalan nya menuju rumah
(namakamu) menoleh dan tersenyum tipis.
Karel berkata seperti itu karena daritadi ia melihat (namakamu) yang murung dan pandangan nya menerawang jauh kedepan. Karel tahu pasti adik nya sedang memikirkan kejadian itu. Kejadian sepulang sekolah tadi
"lagian kan gue udah bilang. Gak guna banget lo mikirin cowok yang belum tentu mikirin lo" ucap Karel tanpa menolehkan wajah nya ke (namakamu). Ia suah bisan melihat adiknya terus-terusan menggalau
(namakamu) memejamkan matanya. Ucapan Karel itu sedikit menusuk hatinya. Tapi..memang benar yang dikatakan Karel. Belum tentu Aldi memikirkan nya disana
"gue rasa... Iqbaal lebih baik daripada Aldi" sambung Karel melirik (namakamu). (namakamu) menatap Karel dengan alis yang bertaut
"maksud lo?"
"menurut gue... Iqbaal suka sama lo" jawab Karel dengan enteng nya
Suka? 2 orang sudah mengatakan bahwa Iqbaal menyukai nya. Steffi dan Karel. Tapi..apa benar?
"sok tahu lo" (namakamu) membuang pandangan nya keluar jendela. Tidak memikirkan kata-kata Karel barusan
"gue bisa lihat kali dari tatapan Iqbaal ke elo. Dari cara dia ngajak elo jalan pas malam itu. Dari senyum Iqbaal ke elo itu udah beda. Gue yakin Iqbaal suka sama lo" entah kenapa Karel sangat yakin dengan ucapan nya yang belum tentu benar
(namakamu) terdiam. Kali ini mencerna ucapan Karel. Senyum, tatapan. Itu adalah hal yang sama ketika Steffi mengatakan nya pada (namakamu) saat itu
"gue lebih suka lo deket sama Iqbaal daripada sama Aldi"
CLEK
(namakamu) membuka pintu rumahnya dan matanya menyapu keseluruh penjuru arah. Mungkin lebih tepatnya ke ruang TV. Ia tidak menemukan adanya 2 anak aneh itu, biasanya ia akan melihat Farrel yang bergaya bak power ranger dan juga Farren yang sedang terlungkup diatas lantai yang sedang membaca tabloid wanita. Tapi..itu tidak terjadi sekarang
"kemana Farrel Farren?" tanya (namakamu) memutar setengah tubuhnya agar bisa melihat Karel yang berjalan dibelakang nya
"les" jawab Karel enteng setelah melihat jam tangan nya
"les? Sama siapa? Bukan nya mamah papah kerja?" tanya (namakamu). Les? Sejak kapan Farrel dan Farren les?
"tetangga sebelah" Karel menaiki anak tangga rumahnya. Meninggalkan (namakamu) yang terdiam mematung
Mata (namakamu) membulat. Tetangga sebelah? Rumah sebelah kan kosong, belum ada yang menempati. Sedangkan sebelah kanan rumah (namakamu) adalah rumah ....
"tante itu?" tanya (namakamu) menahan tawanya. Karel hanya mengangguk
(namakamu) menggelengkan kepala nya sembari tertawa kecil. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib tante yang mengantar Farrel dan Farren les. Saat ini (namakamu) hanya bisa berdoa semoga tante itu tidak mencoba bunuh diri kembali
***
BRAK
"teteeehhhhhh...." teriak 2 orang anak kecil yang masuk kekamar (namakamu) dengan cara mendobrak pintu kamarnya