Hari ke 2
Deandra menjenjangkan lehernya, menoleh kesegala arah untuk mencari seseorang, ia sudah menelusuri di setiap tempat untuk mencari Fano, mengintip di kelas Fano, kantin, Studio, dan yang paling ekstrim adalah ia mengendap ngendap mengintip kumpulan anak anak Teknik di belakang kantin yang sedang berkumpul, tidak mudah baginya untuk menjadi seorang mata mata untuk mencari seseorang di antara kumpulan mereka, namun nihil Fano tak ada disana tapi Davin ada disana. Dan sekarang ditaman pun Fano tak ada. Taman? Memangnya Fano sering ketaman?bodohnya Deandra.
Deandra berjalan ke arah yang asal, lelah juga mencari pria itu, padahal Deandra sangat ingin curhat dengan nya, langkah Deandra terhenti ketika mata nya berhasil menangkap objek yang ia cari, Fano sedang duduk di kursi bawah pohon, tempat area anak Psikolog, Fano dengan asiknya duduk sembari merokok, ada Coffe Cup juga di tangan nya, nampak Fano sedang memperhatikan seseorang, tapi siapa?
"Fanoo" Deandra datang sembari mengagetkan Fano, ia berhasil membuat Fano tersentak.
"Iyaaa" Fano memutar bola matanya sebal.
"Gue udah cari lo kemana mana tapi lo gak ketemu, tau gak? Sampe uji nyali gue ngendap ngendap ngintipin temen temen lo yang lagi nongkrong tuh dibelakang kantin cuma buat nyari lo doang eh tau taunya lo disini" Deandra mengoceh sementara Fano tak menghiraukan sama sekali ucapan Deandra, ia masih sibuk memperhatikan seseorang.
"Fano! Lo gak dengerin gue ya?" Deandra memukul lengan Fano dengan kesal.
"Hem?" Fano hanya bergumam.
"Lagi ngeliatin siapa sih?" Mata Deandra menyipit ikut mengarah pada objek yang sedang Fano lihat.
"Cewe?"
"Suttt" Fano menaruh jari telunjuknya tepat di bibir Deandra. Kemudian Deandra lebih memilih diam sembari ikut memeperhatikan objek itu.
Hanya hening yang terjadi, sesekali Fano menyesap rokoknya."Nih kalo haus, gue baru minum sedikit" tanpa menoleh ke arah Deandra, Fano menyodorkan Coffe Cupnya. Deandra hanya meraih Coffe Cup itu tanpa meminumnya.
"Lo liat 2 cewe itu kan?" Fano menunjuk ke arah 2 wanita yang sedari tadi menjadi objek mata Fano.
Deandra hanya mengangguk dan terus memperhatikan kedua wanita itu."Itu mantan gue"
"dua duanya?" mulut Deandra menganga sementara matanya masih memperhatikan.
"Bukan! Mantan gue cuma satu di antara mereka" sergah Fano cepat.
"Yang kiri namanya Novia, nah yang kanan namanya Seko, coba lo tebak yang mana"
"Emmm Novia yang kiri" Deandra menyengir percaya diri ke arah Fano, Fano teesenyum getir.
"alesan lo milih Novia?"
"Cantik, keliatan nya periang, sexy, sedikit centil, gak jual mahal, ramah, gaul" Ucap Deandra.
"Beda sama yang kanan, Seko ya namanya?" Fano mengangguk.
"Kalo yang kanan cantik juga, langsing, kalem tapi jutek kayanya, cuek, penuh rahasia tapi anggun"
Fano terkekeh pelan, dan mencubit pipi Deandra gemas mambuat Deandra meringis kesakitan dengan sebal.
"Mantan guee yang lo bilang jutek Deandraa" Fano masih terkekeh.
Deandra mengerutkan keningnya tak percaya "boong! Mana mungkin laki laki kaya lo pacaran sama cewe kalem kaya gitu, pasti milihnya yang kaya satu nya lah"
"Lo kan sama aja kaya temen temen anak Teknik lo" kali ini Deandra berbicara pelan namun Fano dapat mendengarnya.
"Lo gak percaya? Itu alasan gue masih nguntit dia sampe sekarang, dapetin dia gak gampang" Fano kembali memeperhatikan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...