Bagian Tiga

1.5K 54 0
                                    

Deandra berjalan dengan berusaha percaya diri sebisanya, meski kaki nya sudah agak terasa bergetar akibat jalanan yang akan ia lalui dikuasai oleh gerombolan anak Teknik seperti biasanya. Bagaimana bisa ia berjalan dengan santai nya sedangkan di bahu kiri kanan jalan dijadikan sebagai tempat berkumpulnya mereka, Deandra melihat ada Davin juga disitu, memang benar benar biadap para pria seperti mereka yang memanfaat kan jalan umum seperti ini sebagai media  untuk menggoda wanita wanita yang melewati tempat itu. Apalagi kebanyakan mahasiswi memakai rok pendek pasti mereka akan dengan kurang ajarnya menjelajahi bagian kaki hingga bokong dengan mata mata liar mereka, ingin rasanya Deandra sesekali mencolok mata mereka dengan bor listrik yang mereka punya.

Deandra memang sangat malas jika harus mendengar siulan kurang ajar yang sebentar lagi akan terlontar, Deandra berjalan dengan kecepatan sebisa kakinya melangkah, "suttt Deann temen nya Davin yaa" kan benar saja Kalimat pertama sudah terlontar dengan nada menggoda dari salah satu diantara mereka.

"Neng naikin lagi dong rok nya"

"Kakinya mulus ya"

Tak akan Deandra respon sedikit pun ucapan ucapan kurang ajar dari mulut mulut kadal buntung itu, padahal ingin rasanya ia memaki maki mereka dengan tidak hormat. Namun tiba tiba seorang laki laki diantara mereka dengan berperawakan tinggi besar, rambut nya hanya tebal dibagian atas sementara bagiankiri kanan ia skin mencegat langkah Deandra dengan secara tiba tiba membuat Deandra terpaksa menghentikan langkahnya. "Abang anterin mau gak?" Laki laki itu tersenyum nakal kearah Deandra. Deandra berusaha menerobos namun dihalangi oleh laki laki itu, "cantik cantik jangan sombong dong" Laki laki itu berusaha memegang lengan Deandra namnun segera Deandra tepis dengan kasar.

Deandra melirik ke yang lain nya, mereka hanya tertawa dan tersenyum meledek melihat teman mereka menggoda nya, Sementara Davin, Laki laki itu hanya ikut memperhatikan sembari tersenyum dingin dengan wajah brengseknya. Disamping Davin ada seorang pria lain  yang sedang menyesap rokok dan memperhatikan juga adegan yang sedang Deandra alami.

"permisi gue harus pergi" Deandra kembali mencoba menerobos laki laki itu.

"Gausah sok jual mahal De, emang semahal apa sih diri lo?" Akhirnya Davin bersuara juga meski ucapan yang ia keluarkan sangat tak enak didengar. Deandra tak menyangka Davin akan berkata merendahkan nya seperti itu dihadapan banyak orang, Deandra menatap Davin tajam dengan dada yang sedang begejolak, Davin sudah terlalu kurang ajar, ia tak menghargainya, tak sepantasnya Davin berbicara seperti itu, Deandra sangat ingin mengobrak abrik isi kepala Davin agar pikiran kotornya bertebaran tak beraturan. "Kenapa liatin gue? Suka?" Davin menaikan alisnya sebelah, sungguh Deandra sangat tak menyukai setiap perkataan Davin yang keluar dari mulutnya.

Deandra menahan amarah nya, berusaha meredamnya dalam dalam, Deandra menarik nafas pelan berkali kali berusaha menjernihkan fikiran nya yang sudah mulai tidak dapat ia kontrol lagi, Deandra menerobos dengan kasar laki laki yang mencegatnya, dengan wajah yang tak bersahabat ia berjalan dengan cepat meninggalkan para bajingan itu, sebenarnya matanya sudah mulai agak sedikit berair barusan, bukan karna ia takut tapi akibat perkataan orang yang sudah ia kagumi, betapa sakitnya ketika kita dilecehkan oleh orang yang kita kagumi, kita yang sangat mengaguminya namun balasan yang ia beri hanya sebuah kepahitan.

Sudah diputuskan Deandra tak akan ingin lagi mengagumi nya, hanya karna fisik, Deandra mudah saja jatuh cinta kepada Davin, hati macam apa? Yang begitu murahnya jatuh kepada laki laki yang berfisik menarik?

》》》

Davin duduk dengan santai dihadapan PC nya, bermain game online adalah pengisi waktu kosongnya, tak ia peduli kan sama sekali suara pegawai rumah nya yang sedari tadi memanggil Davin bahwa makan malam sudah siap.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang