Tujuh-Belas

1.2K 54 2
                                    

Attention !!!
Agar lebih nyaman baca part ini diharapkan untuk menyalakan data, karna ada lampiran foto untuk visual 'sementara' pemain. Buat kalian yang punya ide Visual yang cocok buat pemain siapa pun, comment aja ya 😊






"Terserah lo mau percaya atau engga, hak lo" lanjut Davin.

Sungguh, Deandra tak menyangka, pandangan nya terhadap Davin selama ini salah, sama seperti orang orang yang memandang Davin.

'Drttt Drtt Drtttt'

Ponsel Davin bergetar panjang, Davin mengeluarkan ponsel milik nya dari saku celana nya,

'Roy's Calling'

Davin berfikir sejenak, lalu menjawab ponsel itu dengan segera.

"Hallo" ucap Roy dingin.

"................"

'Shitttt!!!'

Davin mematikan panggilan itu dengan kesal.

"Dean lo sembunyi" ucap Davin dengan serius.

"Ada apa?" Deandra tak mengerti dengan apa maksud Davin menyuruhnya bersembunyi.

"Gausah banyak tanya cepet masuk" Davin menarik tangan Deandra untuk segera masuk ke dalam bungalow mereka.

"Lo sembunyi di dalem lemari" ucap Davin mendorong pelan tubuh Deandra untuk segera masuk ke dalam lemari.

"Bawa barang barang lo" Davin mengambil barang barang milik Deandra yang terletak disekitar Bed milik Deandra, menyerahkan barang barang itu kepada Deandra, bersembunyi bersama Deandra didalam lemari, Deandra hanya memasang wajah tak mengerti melihat sikap Davin yang terlihat terburu buru itu.

"Kalo gue tutup lo masih bisa nafas kan?" Tanya Davin.

"Sisain celah sedikit" Ucap Deandra.

Davin mengangguk "jangan bersuara" Davin menaruh jari telunjuk didepan bibirnya mengisyaratkan agar Deandra tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Lalu Davin menutup pintu lemari itu.

5 menit berlalu, Deandra tak dapat melihat apa apa disini, gelap dan tak ada udara, celah yang Davin berikan hanya sedikit. Ada suara berisik diluar sana, Deandra tak asing dengan suara itu, Roy, ya itu suara Roy. Ternyata ini alasan Davin menyuruhnya bersembunyi, untuk melindunginya dari Roy.

Tak berapa lama Deandra mencoba mengintip dari celah pintu lemari, Deandra melihat samar samar, Ada laki laki berjas bersama Davin, itu Roy.

"Mana perempuan itu?"

Davin tersenyum kecut kearah Roy.
"Lo gak bakal nemuin dia di sini"

"Gak perlu main main Dav, kita udah engga kecil lagi, jadi ayolah cepat kasih dia ke gue" Roy duduk di sofa, menyadarkan tubuhnya pada punggung sofa.

"Apa lo pernah liat gue main main?"

Roy tersenyum hambar "Dav Dav apa guna nya lo ngelindungin dia?"

Davin terdiam, malas sebenarnya menanggapi Roy, tak akan ada habisnya sebelum saudara nya itu puas.

"Lo jatuh cinta sama dia? Iya?" Ucap Roy, Davin hanya memandang Roy dengan wajah dingin nya.

Deandra mendengar percakapan mereka dengan jelas, pertanyaan Roy pada Davin cukup mengagetkan nya. Deandra menunggu Davin menjawab pertanyaan Roy, namun Davin tak kunjung menjawab, apakah Davin memang benar jatuh cinta padanya? Atau tidak? Sungguh Deandra menginginkan jawaban Davin segera.

"Gak ada guna nya lo disini Roy, mending lo balik ke Villa lo, gue bakal kasih wanita Lombok buat lo malam ini" Davin berniat untuk mengusir Roy.

"Gausah ngelak Dav!! Lo jatuh cinta kan sama wanita itu?"

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang