Empat-Belas

1.3K 51 1
                                    

Sudah cukup jauh mereka berlari bersamaan, kemudian mereka berhenti pada sisi jalan yang cukup sepi, nafas keduanya terengah engah memengang kedua lututnya masing masing.

"Kita aman" ucap Davin disela sela nafasnya yang terengah engah itu.

"Hh..hh.hh.hh"

Kedua nya bersamaan terengah engah, saling mengatur nafasnya masing masing, Davin menelan ludah akibat kerongkongannya menjadi kering setelah berlari, mulut Deandra megap megap, olahraga macam apa ini pada malam hari?

"Elo..hh.hh, apa yang lo lakuin?" ucap Deandra disela sela ketidakberaturan nafasnya.

Davin tak mejawab, ia hanya menegakkan tubuhnya, kedua tangannya ia taruh di pingangnya, berkacak pinggang sembari mengatur nafas yang sudah mulai normal.

Jelas, Deandra tak mengerti apa tujuan Davin mengajak nya berlari seperti ini, seperti kabur dari sandra seseorang, membuat ia geram pada tingkah konyol pria ini.

"Lo ngapain bawa gue lari?!! Kalo Roy nyariin gue gimana?" Deandra berbicara memprotes kepada Davin, seharusnya ia sekarang sedang bersama Roy, bukan malah mengikuti hal gila Davin.

"Yaudah terserah kalo lo mau balik lagi, Gue cuma mau bantu lo" Davin masih bisa mengontrol intonasi suara nya walaupun nada bicaranya terdengar ketus.

"Lo gila Davin! Gak seharusnya lo bawa gue lari!!!" Deandra memaki Davin dengan kesal.

"Siapa suruh mau ikut gue lari?" Davin malah bertanya dengan nada dan ekpresi menyebalkan, Hello Davin?Deandra sedang serius bukan bercanda!

"Gue gak main main Dav!"

"Gue harus ngelakuin semuanya!! Lo gak bisa mainin gue kaya gini Davin!!"

"setelah lo bawa gue ke Lombok buat ngelakuin semuanya sama Roy, sekarang lo malah bawa gue kabur dari Roy, maksud lo apa? Kita udah buat kesepakatan dengan iming iming 45 juta, dan sekarang 35juta nya hangus gitu aja? Gue bukan media mainan lo!!!"

"Gue gak main main sama tawaran lo Dav!!"

"Lo itu Freak!! Lo Brengsek! apa lo pikir 35 juta itu sedkit? Hah? Itu nominal yang besar buat gue Dav!!"

"Dan sekarang lo jadi bayar gue cuma 10 juta kan?!!"

"Puas lo?!!"

Deandra semakin memaki Davin dengan kesal, tak main main sungguh Deandra marah besar pada Davin, 35 juta akan hangus begitu saja karna ia tak jadi melakukan semuanya pada Roy, ia menangis sejadi jadinya, akibat ulah Davin membawanya lari dari Roy, marah pada laki laki dihadapan nya, ia tak tau lagi bagaimana caranya mendapatkan 35 juta lagi, ia menangis sembari memaki Davin dengan keras.

"Apa lo tega nolong nyawa ibu lo pake uang haram?!!!!"

Davin membentak Deandra dengan kesal, dijalan yang sepi ini, tak ada orang satupun yang lewat, hanya ada lampu jalan yang menerangi mereka dikeheningan malam, mata Davin melolot ketika membentak Deandra, berharap gadis itu mengerti maksud mengajaknya lari.

Deandra makin sesegukan ketika Davin membentaknya, diselala sela tangisnya ia cukup kaget, bagaimana Davin bisa tau tentang ibunya? Bagaimana bisa Davin mengetahui sebenarnya?

"Jawab Dean!!!" Bentak Davin lagi dengan penuh marah, Benar benar gadis
yang bodoh!

Deandra tak mampu menjawab, tangisnya hanya semakin jadi, wajahnya merunduk, air matanya tak ragu lagi untuk jatuh sebanyak banyaknya ke aspal jalan, Deandra membiarkan air mata itu terjun bebas dari matanya, meluapkan segala kesedihan yang selama ini ia pendam, ntah mengapa, ini adalah kesempatannya untuk mengeluarkan segala beban nya.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang