Tiga-Satu

998 40 2
                                    

Sudah berjalan 3 bulan hubungan mereka, namun setiap harinya selalu berjalan sama saja, Davin yang selalu mengantar jemput nya, mengunjungi rumahnya, mengajak nya jalan jalan walaupun sebentar, namun dalam 1 bulan terakhir sikap Davin tak semanis 2 bulan awal, kini Davin bersikap acuh tak acuh jauh lebih cuek padahal Deandra sudah bisa bersikap layaknya seorang pacar yang baik, selalu mendadak sibuk, selalu terburu buru, menghilang secara tiba tiba meski Deandra tau alasan dibalik itu semua adalah Novia, seorang wanita yang selalu berhasil membuat Davin tiba tiba melupakan nya. Terkadang Deandra sering bertanya pada Davin, apakah Davin sungguh sungguh mencintai nya, dan Davin pun selalu membalas 'ya'. Terkadang Deandra berfikir kalau Davin lebih mencintai Novia dari pada dirinya meski ia tau Davin dan Novia tidak memiliki hubungan khusus. Namun Deandra selalu merasa bahwa Davin menomor dua kan nya.

Status sebagai pacar pasti ingin selalu dispesialkan bukan? Namun, Deandra selalu merasa kurang dari Davin, terkadang jika otaknya sedang berjalan dengan tidak baik, ia merasa bahwa Davin hanya mempermainkan nya saja, mau ngambek namun apa daya, pasti Davin akan membaik baikan nya lalu kejadian yang sama akan terulang lagi.

"Hallo bangun udah jam 7, Hari ini mau aku bawain sarapan nasi goreng atau roti bakar isi selai kacang susu?"

Deandra menempelkan ponsel nya disebelah telinga kirinya, menghubungi Davin agar laki laki terbangun, rutinitas nya setiap pagi sejak 2 bulan terakhir, menelfon Davin untuk membangunkan dan menyiapkan bekal untuk nya dan juga untuk Davin.

"Hemm, iyaiya udah bangun" jawab Davin disebrang sana dengan suara parau khas orang baru bangun tidur.

"Sarapan nya mau apa?"

"Nasi goreng sepesial pake cinta ya"

Suara Davin masih terdengar sangat parau, antara setengah sadar mungkin. Cinta? Makan tuh Cinta Dav.

"Pasti matanya masih merem ya? Bangun Dav bangun, nanti telat"

"Kecupan pagi nya dulu"

"Bangun trus mandi!!!"

Davin tersenyum namun masih dengan mata yang terpejam sementara ponsel menempel di telinga nya.

"Kalo udah mandi boleh kan? Nanti pas aku jemput langsung sambut pake kecupan manis kamu ya"

Disebrang sana Davin terkekeh pelan, masih dengan mata terpejam nya.

"Sebelum aku mandi, aku punya pantun"

Deandra menautkan alisnya heran.

"Buah salak baru dipetik
Buah dukuh buah delima
Ada banyak wanita cantik
Cuma kamu yang aku cinta"

'Cinta? Pale lo pitak' batin Deandra.

Deandra terdiam, cinta? Cuma ia yang dicinta? Lalu Novia? Wanita yang 'paling' dicinta? Bisa bisanya dinomor dua kan saja bilang cinta, bagaimana menjadi yang diutamakan?

"Yang kok diem sih? Kenapa? speechless ya?" Gurau Davin disebrang sana.

Deandra kemudian tersenyum dengan raut wajah terpaksanya .

"Bagus banget pantun nya, pasti dari Genji, iya kan?"

"Genji? Emang Genji doang yang bisa pantun? Genji tuh yang ngajarin aku"

"Ngomong terus kapan siap siap nya?"

"Abis kamu bikin kangen sih"

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang