Dua-Tujuh

1.2K 35 0
                                    

"Lo repot repot bikin surprise kaya gini emang bakal dihargain apa?" Davin memutar mutar balon gold itu dengan cara memainkan nya.

Ntah apa yang sekarang Novia rasakan, ia begitu tak peduli dengan respon Arga nanti nya seperti apa, mungkin ini salah satu cara untuk membuktikan bahwa niat nya tak pernah main main untuk menjalin hubungan Arga seperti dulu.

Apa ada gadis yang lebih bodoh dari Novia? Memaksimalkan segala upaya untuk menghasilkan suatu usaha yang dapat diterima dengan baik oleh laki laki yang sangat ia cintai. Dan apakah ada Laki laki yang lebih tega dari Arga yang selalu tak mempedulikan semua usaha yang dilakukan oleh seorang gadis untuk menunjukan kesungguhan nya?

"Omongan lo bisa dibagusin dikit Dav?" Sungguh, Novia tak terima dengan cemo'ohan yang barusan Davin lontarkan.

"Gini nih kalo udah terlalu cinta, jadi bego!"

Ntah lah apa yang Davin ucapkan, apakah Davin tak pernah mencintai seorang wanita dengan sungguh sungguh? Ayolah, Novia berfikir ulang, laki laki sejenis Davin mana mungkin bisa mencintai seorang wanita dengan tulus, selama ini wanita adalah mainan nya, miris sebenarnya nasib Davin yang tak pernah merasakan arti cinta yang sesungguhnya.

"Seko dateng 15 menit lagi, temen temen nya Arga dateng 30 menit lagi, dekorasi nya udah beres ka, Cake nya Seko yang urus, tinggal apa ya?"

Novia mengetuk ngetuk jari telunjuk nya diatas dagu, berjalan mondar mandir dihadapan Davin yang masih asik melempar lempar balon layak nya balita yang baru saja menemukan mainan.

"Bibir nya gausah dimainin juga kali, gue tau bibir lo sexy, jangan mancing gitu"

Persetanan dengan Davin, apakah tidak ada lagi kata kata yang lebih sopan ketika bibir laki laki itu berucap?
Novia langsung menyipitkan mata dengan tatapan membunuh ke arah Davin, bukan nya merasa bersalah namun Davin malah mengedipkan sebelah mata nya dengan genit, sunguh bisa kah malam ini juga laki laki itu segera musnah dari muka bumi?

Fikiran Davin menjadi ambigu memperhatikan Novia, balutan gaun hitam selutut dengan potongan dada rendah yang mengikuti bentuk tubuh dari bagian dada hingga pinggang, sedikit mengembang dibagian bawah pinggang hingga kebawah seterusnya, rambut coklat tua yang memiliki gradasi yang lebih mudah di bagian bawah dengan bentuk curly, make up agak dark yang menambah nilai sensual pada wajah cantik itu, tidak! Ini lebih pantas di katakan dengan wajah yang sexy dan menantang. Oh Tuhan megapa wanita selalu terlihat Sexy ketika mengenakan baju berwarna hitam? Davin mencoba mengalihkan fikiran nya.

"Lo lagi gak ada janji kan sampe acara selesai?"

Suara itu cukup menyadarkan Davin dari lamunan jorok nya pada Novia, Sedikit tersentak juga, ntah Davin harus bersyukur karna telah disadarkan atau malah harus mengumpat karna telah menganggu nya.

"Eh.. iya?"

"Lo gak ada acara lain kan sampe acara ini selesai?"

Novia mengulangi ucapan nya barusan.

"Selo, apasih yang engga buat cabe cabean gue yang satu ini" lagi lagi Davin mengedipkan sebelah matanya, ingin rasanya Novia segera mencolok kedua bola mata itu dengan garpu yang tersedia.

"Nov, kue nya, tadi gue khawatir rusak" Seko datang terburu buru dengan sebuah kotak yang ia pegang dengan hati hati.

"Taro disini" Novia segera menyambut kue itu dengan repot.

"Tadi gue udah hubungin temen temen nya Arga supaya dateng lebih cepet, lo udah bilang Arga? Dia gak curiga kan?" Nafas Seko terengah engah, mungkin saking terburu buru nya ia datang.
Novia mengangguk cepat.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang