Jarum jam menunjukkan angka 09.20, mata kuliah pertama akan dimulai 40 menit lagi, Erina berjalan dengan penuh kehati hatian namun tetap mengimbangi kecepatan langkah pria yang berjarak 10 meter dihadapan nya. Langkah nya terhenti ketika seorang pria yang ia kuntit berhenti pada sebuah meja kantin yang tak terlalu ramai itu, Erina tetap mengawasi pria itu dari jarak yang agak jauh dari meja pria itu. Pria itu kemudian memesan sebuah minuman dan duduk dengan gelisah seperti sedang menunggu seseorang, sesekali ia merilik ke arah jam tangan nya atau memainkan handphone, Erina memperhatikan nya dengan penuh selidik.
"Lagi jadi mata mata buat nguntit seseorang?" Terdengar suara seseorang yang tak asing bagi telinga Erina, suara dengan nada dingin namun terkesan meledek. Erina menoleh untuk memastikan suara tersebut, alhasil Erina terbelalak ternyata pemilik suara itu adalah Davin, Davin ikut duduk disebelah Erina dengan santai nya.
"Arga Dirgantara mahasiswa Fakultas Teknik Sipil semester 6" Ucap Davin dengan tepat, Erina hanya terdiam sebenarnya ia tak suka dengan kedatangan Davin karna orang itu benar benar mengganggu kegiatan nya.
Davin kemudian tersenyum tipis sembari ikut memandang ke arah Arga "Geng-an nya Bondan"
Erina memutar bola matanya kesal "Lo tau apa tentang Arga?"
"Segalanya"
"Dia emang segeng sama Bondan tapi dia gak brengsek kaya Bondan"
"Gue tau"
"Dan lo tau?"
"Ya?"
"Lo sama Bondan gak ada bedanya" Erina berdecih sinis ke arah Davin.
"Memang" Davin hanya tersenyum sinis.
"Apa keuntungan lo disini?"
"Nothing" jawab Davin singkat.
"Kata guru sekolah gue dulu, gak bagus ngeganggu kegiatan orang" Erina berbicara dengan dengan memainkan nada.
"Kata guru ngaji gue, gak baik ngepoin kegiatan orang" Davin kemudian bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Erina, Erina hanya bergidik dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
》》》
"Davin mana balikin buku gue" Erina datang ke meja Davin, Davin menenggelamkan wajah dilipatan kedua tangan di atas mejanya, telinga nya terpasang earphone dengan baik. "Davinn!!!" Panggil Erina lagi namun Davin tak kunjung merespon juga. Erina memutar bola matanya dengan sebal "lo tidur ya?" Pertanyaan Erina memang retorik, bagaimana bisa seseorang yang sedang tertidur pulas dapat menjawab sebuah pertanyaan. Padahal masih pagi dan mata kuliah belum dimulai bisa bisa nya Davin tertidur seperti ini.
"woi!!! Conge!!" Dengan tak sabar, pada akhirnya Erina memukul meja Davin dengan keras, membuat sang pemilik bergumam kesal.
"Lo berani banget bangunin macan lagi tidur" seru Amira wanita berkacamata tebal yang duduk di kursi hadapan Davin,
"Gak peduli!" Sungut Erina jutek.
"Davin bangun gak lo ya!!" Erina mengoyak ngoyak lengan Davin dengan gemas.
"Ck! Apaan sih gila!" Davin berdecak kesal dan kembali melanjutkan acara tidur nya.
"Balikin buku gue!! Waktu itu lo janji mau balikin kemaren tapi kemaren lo cabut dan lo harus balikin hari ini!!" Erina berteriak 5 oktaf tepat ditelinga Davin.
"Balikin Davin!! Gue tau pasti semalem lo main sama cewe kan makanya sekarang lo ngantuk!!!" Davin tak menghiraukan sama sekali ocehan demi ocehan yang Erina lontarkan padanya.
"Davinn!! Woii cowo gila, brandal, sinting, brengsek, kadal buntung, kucing garong, uler sawah,semut bakot, belalang pocong,walang sangit,beruk jawa,buaya bunting, kuda puncak, burung puyuh!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
Fiction générale[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...