Tiga-Lima

1K 35 0
                                    

Deandra berjalan cepat mendahului Davin, langkahnya sedang tak ingin sejajar dengan laki laki itu, berkali kali Davin mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu, namun cepat cepat gadis itu dahulukan.

"Jalan nya jangan cepet cepet dong, kan pake heels ntar keserimpet tau rasa kamu"

Davin terkekeh pelan sembari mencoba mengejar Deandra.

"Jangan ikutin aku Dav" Deandra sedikitpun tak menoleh, ia tetap keukeh berjalan.

Davin sedikit terkekeh melihat tingkah Deandra yang seperti itu, melarikan diri darinya seperti waktu dulu.

"Davin!!" Panggil suara seorang wanita dari belakang, Davin yang tengah terburu mengejar langkah Deandra seketika berhenti karna ia kenal dengan suara itu.
Davin menoleh dan dilihat nya Novia melambaikan tangan padanya.

"Haiii" ucap Novia kemudian menghampiri Davin.

"Eh Nov"

Deandra yang berjarak 7 meter dari mereka menghentikan langkahnya, ia kenal dengan suara dibelakang mereka.

"Aku cariin kamu dari tadi, eh malah disini, udah gak ada mata kuliah kan? Temenin aku yuk, aku mau cari baju nih buat dateng ke acara tunangan sepupu aku minggu depan" Novia bergelendot manja di lengan Davin.

Mendengar percakapan itu Deandra menoleh kearah mereka, didapatinya Davin tengah menatap dirinya, Deandra langsung membuang wajahnya kedepen kemudian melangkah lagi dengan kelihatan masa bodo meninggalkan kekasih nya dengan wanita itu di belakang.

Wajah Davin langsung memelas ketika melihat Deandra pergi, pasti Deandra cemburu, dan semakin marah padanya.

"Dav! Ngeliatin apa sih? Biarin aja dia mah, yuk nanti keburu kesorean" Davin hanya patuh seprti kerbau yang dicucuk hidungnya, fikiran Davin kalut, sudahlah lebih baik nanti malam ia kerumah Deandra untuk meminta maaf.

Ternyata perkiraan Deandra salah, Davin tak mengejarnya, malah membiarkan nya begitu saja demi wanita lain, wanita yang jelas jelas tak memiliki hubungan apa apa dengan Davin. Langkah Deandra sekarang terasa hambar, kakinya tak semangat lagi untuk menapak selangkah demi selangkah, tak ada lagi yang mengikutinya, mengejarnya, mencoba mengimbangi langkahnya dengan ucapan ucapan menyebalkan. Deandra menundukan kepala, dadanya terasa perih, ia mengigit bibir bawahnya untuk menahan ngilu pada hati nya, matanya hampir menumpahkan air kalau saja ia tak tahan kuat kuat.

'Andai kamu tau Dav, aku selalu cemburu setiap kamu deket dia'

》》》

"Ck! Kemana sih!" Oceh Davin kesal, sudah jam 1 malam namun Deandra tidak ada dirumah, rumahnya terkunci dan gelap, tak seperti biasanya, Deandra membawa kunci rumahnya, biasanya jika Deandra pergi Deandra akan meninggalkan kuncinya ditempat yang aman karna Deandra tau Davin akan sesekali datang kerumahnya. Namun ini tidak, tidak ada kunci ditempat biasa Deandra sembunyikan, rumahnya kosong, Deandra tidak ada dirumah, handphone nya tidak aktif, Davin sudah menghubungi beberapa teman dekat Deandra namun tak ada satupun yang tengah bersama dengan wanita itu, bahkan Bella pun tak tahu juga karna biasa nya Deandra lebih sering pergi dengan Bella.

Sudah hampir 3 jam Davin menunggu diluar pagar rumah Deandra, namun wanita itu belum memberi tanda bahwa dirinya ada. Davin khawatir sekaligus kesal karna pacar nya itu tidak menghubungi atau izin padanya, ini sudah sangat larut, pergi kemana wanita itu?

Deandra berjalan dengan sedikit agak cepat, bukan karna takut berjalan di jalanan yanh sesepi ini, namun ia ingin cepat cepat merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk nya, dengan lampu yang dimatikan dan AC yang berhembus sejuk.

Langkahnya sedikit di lambatkan ketika ia melihat ada seseorang yang sedang menunggu didepan rumah, orang itu berdiri bersandar pada bagian depan mobil hitam dengan tangan yang dilipat didada, orang itu sudah memeperhatikan nya dari kejauhan dengan tatapan yang benar benar dingin.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang