Dua-Sembilan

1K 40 2
                                    

"Kenapa sih pemalas banget jadi orang, kerjaan nya tidur mulu padahal tadi lagi kuis"

Davin dan Deandra kini berjalan sejajar menuju kantin, terpaksa Deandra menerima ajakan Davin untuk pergi ke kantin bersama nya, karna Bella yang harus menemui Dosen dan Erina yang entah pergi kemana.

"Cieee sekarang mah perhatian sama galak ya" Davin mencolek dagu Deandra.

"Apaan sih Dav? Gue suka kesel aja sama orang yang kerjaan nya tidur di kelas, udah lo sama Dion berisik banget lagi" oceh Deandra.

"Ngerjain soal mah jangan serius serius amat nanti stres, sakit kepala, penyakitan, jadi tua, mati deh. Gak mau kan mati cuma gara gara ngerjain soal?"
Ucap Davin santai, matanya cuek memandangi sekitar, melirik wanita wanita cantik dengan kode kode tak jelas. Sumpah demi apapun Davin sangat menyebalkan dengan tingkahnya yang seperti itu, tidak kah ia bisa bersikap dengan baik di hadapan pacar nya kini? Deandra memutar bola matanya sebal lalu berjalan mendahului Davin. Cemburu? Mungkin.

Deandra mengaduk ngaduk minuman nya dengan cuek sedangkan Davin sedang mengantri membeli makanan untuk mereka berdua, biar saja laki laki itu yang nengantri toh itupun kemauan dia sendiri, padahal Deandra sudah menawarkan agar ia saja yang mengantri.

Deandra sedikit menyipitkan matanya ketika mendapati Erina tengah duduk dimeja lain yang agak jauh dari meja nya, duduk berdua dengan seorang laki laki, siapa? Sial nya laki laki itu duduk membelakangi nya jadi ia tak bisa memastikan siapa laki laki itu, pantas saja teman nya yang satu itu selalu hilang tak jelas ternyata sedang dekat dengan laki laki.

"Ngeliatin apa sih?" Suara Davin berhasil membuyarkan konsentrasi nya. Ternyata Davin sudah datang dengan membawa 2 porsi makanan.

"Fano kok gak keliatan ya, nomornya juga gak bisa dihubungin, dia kemana sih Dav?" Ucap Deandra.

"Oh dia lagi kek USA nemuin kakak nya yang kuliah disana, dia ganti nomor Seko yang nyuruh" Ucap Davin santai sembari melahap Kebab yang baru saja ia beli.

"Kenapa ganti nomor gak ngabarin ya, kan gue jadi susah kalo mau ngehubungin dia"

"Jangan ngehubungin dia dulu, Seko lagi sensitif kalo Fano deket sama cewe lain, kamu mau di terkam?" Ucap Davin santai, memangnya sebegitu mengerikan kah Seko itu? Deandra bergidig ngeri jadinya.

"Emangnya yang namanya Seko itu galak banget yah?" Deandra berkata dengan polos.

"Iya, galak, kejam, sadis" ucapan Davin membuat Deandra bergidik ngeri lagi dan sampai menelan ludah nya dengan susah payah.

Davin sibuk menikmati makanan nya dengan lahap, Deandra sama hal nya dengan Davin, mereka sibuk dengan makanan nya masing masing, tak ada obrolan apapun lagi selama 10 menit terakhir.

"Woyy kacrutt dicariin juga, ternyata disini" Dion sedikit menggeprak meja mereka, Dion dan Genji datang dengan rusuh, membuat Davin berdecak sebal.

"Wihh seger nih" ucap Dion berbinar ketika melihat jus strawberry dingin yang ada di hadapan Deandra, kemudian Dion meraih gelas itu dan bersiap untuk meninumnya. Deandra hanya memandangi gelas minuman nya yang di raih oleh Dion dengan tatapan memelas.

"Taro gak!!" Perintah Davin kepada Dion.

"Minta sedikit ilah Dav, aus gue" rajuk Dion dengan wajah yang sok dimelas melaskan.

"Itu punya Deandra, sampe bibir lo nyentuh sedikitpun itu sedotan jangan harap besok lo masih bisa ngomong lagi" ancam Davin.

Dengan perlahan Dion kembali menaruh gelas itu ketempat semula, membuat Deandra terkekeh pelan.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang