Davin masuk kedalam kelas, sudah riuh dan ramai ternyata, seperti biasa Dion dan Genji sudah menempati kursinya masing masing dan menyisakan satu buah kursi untuk Davin, Davin menoleh ke arah tempat duduk Deandra, Deandra sudah menempati kursi dengan membaca sebuah Novel bersama Bella yang asik mendengarkan lagu dan Erina yang sibuk memainkan handphone. Bukan nya menuju kursi yang telah di sediakan oleh teman teman nya, Davin malah menghampiri ke arah Deandra, berdiri tepat dihadapan Bella dan menyuruh Bella untuk tukar tempat duduk.
"Bell oke gak?" pinta Davin karna Bella sama sekali tak merespon permintaan nya.
"Okey" jawab Bella simple kemudian meraih tasnya dan pindah tempat duduk ke kursi sebelah Genji yang seharusnya milik Davin.
"Davin lo ngapain sih disini? Pake segala nyuruh Bella pindah lagi" Erina memperotes kesal karna Davin menempati kursi Bella dan menyuruh Bella untuk pindah.
"suka suka gue lah, orang gue mau deket Deandra"
Deandra menoleh ke arah Davin dan Erina, terkekeh pelan perdebatan di antara mereka berdua.
"Udah makan?" Tanya Davin pada Deandra.
Deandra mengangguk dan tersenyum. Davin hanya mengohkan dan kemudian fokus pada ponsel nya.
Dion menyembunyikan kekehan nya setelah melihat wajah salting Genji ketika Bella diduduk disebelah Genji, padahal Bella terlihat cuek namun ntah mengapa Genji mendadak salah tingkah seperti itu.
"Cieee Genji cieee" ledek Dion membuat Genji menoleh dan melolot ke arah Dion.
"Genji kok gugup gitu ya dideketin sama Bella" racau Dion lagi sembari terkekeh. Genji teramat kesal dengan mulut gacornya Dion.
"Genji masih ada rasa nih Bel, kapan peka? Dari dulu masa gak peka peka" Dion berkicau lagi namun Bella tak merespon sama sekali, ntah Bella mendengar atau tidak karna sebuah headphone terpasang rapi menutupi telinga Bella.
Genji mengacungkan jari tengah di bawah meja untuk Dion, Dion semakin terkekeh melihat tingkah laku Genji.
"Dion lo berisik tau gak!!" Ntah bagaimana caranya, Millen yang duduk di didepan Genji menoleh kebelakang mengomeli Dion.
"Mampus lo diomelin mak lampir!!" Ucap Genji penuh kemenangan.
"Eh Millen kok lo ngomelin cowo gue sih? Emang lo pikir ini kelas, kelas privat? Kalo lo gak mau berisik mending lo belajar di ruang Dekan sana!! Ribet banget sih hidup lo" Siti yang tak terima Dion ditegur oleh Millen, langsung ceracau memarahi Millen sembari berdiri dengan kesal.
"Loh kok lo sewot sih? Laki lo aja tuh yang mulutnya berisik, mending lo sering sering sumpel tuh mulut pake barang barang endorsan lo" Millen ikut berdiri menantang Siti, Millen pun merasa tak terima dengan makian Siti.
"Eh Jenglot!! Kurang ajar lo ya, gausah bawa bawa bisnis dong!!! Lo iri kan gak pernah ada olshop yang mau endorse lo, ternyata kecantikan lo gak cocok buat di endorse, kamera jahat sih" Siti menyilangkan lengan nya didada, tersenyum sombong penuh dengan ledekan.
"Gue gak kaya lo kali yang suka pake barang barang gratisan, gak punya uang ya buat beli barang barang?" Millen tak mau kalah merendahkan Siti, wajah Siti berubah memerah, mungkin sedikit lagi akan mengamuk.
Genji terkekeh melihat dua wanita rempong yang sering adu mulut seperti itu, ini bukan hal yang aneh lagi jika mereka selalu adu mulut.
"Woyy!!! Lo mau gue tampol satu satu? Malu kali adu bacot kaya gitu" Bella yang sedari tadi hanya diam tak peduli akhirnya angkat bicara untuk merelai wanita wanita itu.
"Dia nya aja tuh yang ribet" Siti kembali duduk dengan dumalan kesal nya .
"Dasar cewe gratisan" Millen pun ikut duduk setelah melirik Siti dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
Ficción General[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...