Bella berjalan sembari mengunyah permen karet, gayanya yang selalu terlihat ke kelelakian tak cocok bila ia disebut sebagai wanita Feminim, rambutnya selalu ia cepol atau kuncir kuda, pakaian nya selalu casual tak pernah sekali pun ia memakai rok, bahkan sepatu yang ia kenakan tak pernah sejenis dengan Hells ataupun flat shoes, disisi lain, ia memiliki hobby yang cukup ekstream bagi kalangan wanita, balap liar, hobby si tomboy ini adalah balapan. 'Nopay' nama sebutan untuk ninja kesayangan nya, sebenarnya Nopay adalah nama panggilan untuk dirinya sewaktu sekolah, namun untuk saat ini tidak, ia lebih merasa nyaman jika nama itu lebih baik untuk motor kesayangan nya saja. Ninja putih itu sudah berkali kali memenangkan pertandingan di berbagai sirkuit.
Dari kejauhan Bella melihat Erina sedang berjalan dengan penuh kehati hatian.
"Ngapain lagi si tuh anak"
pasti bocah itu sedang menguntit Arga, 'emangnya seberapa ganteng sih Arga' Bella berbicara sendiri, mencibir kelakuan teman nya yang dapat dikatakan over itu.
Bella berjalan cepat menghampiri Erina, menarik baju Erina dari belakang membuat Erina sulit untuk melangkah kan kali nya kembali.
"Udah mau masuk ya,stop nguntit tuh cowo" oceh Bella, Erina hanya mendengus sebal, lagi lagi Bella selalu mengacaukan usahanya.
"Ah tuh kan gue ketinggalan jauh!" emosi Erina pada Bella.
"Gitu tuh, makanya gue gak pernah tertarik buat suka sama cowo" Cibir Bella.
"Lah lo mah ketauan bukan cewe"
"Eh liat noh, Arga sama Novia untung gue cepet cepet narik lo" Bella menunjuk ke arah Arga dengan bibirnya, ekspresi Erina langsung berubah 180 derajad.
"Dasar cabe cabean, gagal move on gitu tuh, murah!" Oceh Erina, Bella hanya tersenyum geli.
"Udah ayo masuk kelas" Bella menarik lengan Erina, aksi nya untuk menghentikan ocehan Erina yang tak berfaedah, Seharusnya Erina berfikir kalau mereka adalah pasangan yang serasi jadi buat apa terus menunggu yang sudah menjadi milik orang lain.
Kelas sudah ramai, riuh suara berisik memenuhi kelas itu, Erina dan Bella langsung menempati kursinya masing masing, semua sudah ada didalam kelas ternyata, terkecuali Davin dan Deandra yang belum masuk kelas lagi.
"Dean kemana Rin?gak masuk lagi?" Tanya Bella kepada Erina.
"Gak tau, gak ada kabar nih" Erina menggeleng tak tahu.
"Eh Bell lo traktir gue ya nanti, lo kan semalem menang balapan"
"Iya bawel"
Kelas yang semula riuh mendadak hening berkat kedatangan bu Rita.
"Good Morning Class"
"Morningg buu"
35 menit sudah bu Rita menjelaskan mengenai materi baru, sebagian mereka menggaruk kepala karna materi itu sangat sulit dimengerti.
"Kaya cinta kita ya beb, menarik tapi sulit dijabarkan hehe" bisik Dion kepada Siti, Siti mencubit pelan lengan Dion.
"Sutt" Genji memperingati agar mereka tak berisik karna sangat mengganggu konsentrasi yang sedang ia lakukan dengan susah payah, bahkan kepalanya hampir mengepul.
"Yang jones diem aja" Cibir Dion.
"Morning" Sapa Davin kepada semua nya ketika ia masuk kedalam kelas itu, Bu Rita yang sedang menjelaskan akhirnya berhenti ulah Mahasiswa tak sopan nya, Davin langsung menempati kursi kosong di samping Genji yang sudah Genji tempatkan untuk Davin.
Wajah bu Rita seperti biasa, berubah menjadi harimau lapar yang melihat ada mangsa di hadapan nya. Menatap Davin dengan tak bersahabat, Davin selalu mengundang emosinya, datang selalu terlambat dan seperti tak memiliki dosa menyelonong masuk dengan sapaan paginya, padahal ada Dosen didalam kelas namun ia sangat mengacuhkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...