Dua-Lima

1.1K 41 1
                                    

Davin memilih milih kaset CD milik Deandra, kantong plastik putih yang berisi banyak makanan serta minuman yang ia bawa sudah berada dihadapan mereka.

Kini Davin dan Deandra tengah duduk diruang tengah dihadapan TV layar Datar berukuran 32 inch. Deandra duduk dengan mengangkat kedua kaki nya di atas sofa sembari memeluk bantal sofa, Tubuh nya bersadar lemas di punggung sofa, wajahnya sama sekali tak ada gairah untuk melakukan apa apa, sesekali air matanya pun masih suka menetes tanpa sebab, ia hanya memperhatikan Davin yang sibuk memilih film.

"Kenapa film nya korea semua sih?" Davin mendumal sebal dari banyak keping CD yang ia temui hanya film film yang berbau  kekoreaan saja.

"Gak berfaedah banget" lanjutnya mendumal.

"Film horor ada kok" ucap Deandra lemas.

Davin masih memilih milih CD itu, mencari film horor yang baru saja Deandra ucapkan.

Davin memegang satu buah keping CD mengerutkan keningnya jijik, kemudian menatap Deandra dengan wajah bertanya tanya.

"Ini?" Davin memamerkan sebuah CD yang ada ditangan nya, Deandra mengangguk.

"Nenek Gayung?" Sebut Davin ketika membaca judul pada cover pada CD itu.

"Gila! Tambah Gak ada faedah nya sama sekali. norak"

"Kenapa sih Dav?"

"Deandra lo kalo beli film yang bagusan dikit kek, ini apaan Nenek Gayung, Ini mah tontonan nya si Genji, cocok lo ah sama Genji suka nya film horor Indonesia"

"Gak gitu, waktu itu gue penasaran sama gosip Nenek Gayung, pas gue lagi nyari film UnderWorld gue ngeliat film itu, yaudah gue beli" sergah Deandra membela diri.

"Itu cuma rumor masyarakat yang kolot kali De, mana ada sih nenek gayung"

"Ada!"

"Gak ada!"

"Ada Dav!!"

"Ck! Dibilangin, gausah percaya sama gosip murahan, itu cuma orang yang gak punya kerjaan aja yang ngada ngada bikin gosip kaya gitu"

"Kalo sampe ada?"

"Kalo sampe ada tuh dedemit, lo sama Genji gue jejelin ke tuh Nenek Nenek yang bawa bawa gayung" Sungut Davin menyebalkan.

Deandra hanya terdiam tak menjawab atau menghiraukan ucapan Davin, percuma saja ia berargumen dengan laki laki seperti Davin dalam kondisi nya seperti ini.

"Trus sekarang film Under World nya mana?"

"Gak jadi beli, kan beli nya Nenek Gayung" jawab Deandra agak malas. Davin mengaruk rambutnya kesal sembari melempar pelan kepingan CD itu diatas meja.

"Udah makan?" Tanya Davin dengan nada cuek namun terkesan peduli.
Deandra mengelengkan kepalanya, hidungnya yang memerah akibat terlalu banyak menangis kontras dengan kulit putih nya.

"Mau makan apa? Delivery aja diluar mendung, gue mager keluarnya"  ujar Davin.

Deandra menggeleng "gak nafsu makan" ucapnya pelan namun wajahnya terlihat menggemaskan.

"Harus makan lah, gue juga laper"

Deandra kembali menggeleng "pesen buat lo aja, gue enggak"

"Ck!!" Davin berdecak kesal, sekarang ia memang seperti pengasuh anak anak saja. Davin menatap Deandra serius, kemudian memegang dagu Deandra untuk sedikit menengadahkan wajah Deandra agar menatap nya, "gue makan, lo juga harus makan okey" ucap Davin halus namun tegas.

》》》

Novia berjalan cepat sesekali ia berlari kecil, Shoulder bag yang menyangkut di pundak kirinya ia pegang dengan kuat agar tali nya tak merosot dari pundaknya, wajahnya sudah mulai terlihat cemas, selang beberapa detik ia selalu melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri, ia hanya berharap selama ia berjalan waktu akan berhenti sementara sampai ia sampai pada tempat tujuan nya.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang