Dua-Belas

1.4K 43 0
                                    

Deandra berdiri dibawah siraman air shower, membiarkan air itu menyiram seluruh tubuhnya, tak peduli air itu terasa dingin, ia luapkan semuanya dengan air , air ini berhasil menyejukan kepalanya, berhasil meredakan segala ketakutan yang akan ia lakukan, ini keputusan nya, Davin tak memaksanya lagi untuk tawaran itu, Ia yang datang pada Davin untuk tawaran.
Ia berharap, air yang mengalir dapat membawa semua rasa takut pada keputusan nya.

Deandra memandang tubuhnya pada pantulan cermin pada dressing table hadapan nya, mengenakan dress hitam diatas lutut, kaki jejangnya ia tompangkan pada Pump Shoes hitam 10 cm, rambutnya ia biarkan menjuntai bebas seperti biasanya, make up natural yang ia poles kini lebih sedikit berwarna. Namun sayang, dibalik semua itu ia menyimpan keraguan yang sangat besar, ia hanya menatap dirinya yang sudah siap untuk hal yang akan ia lakukan untuk Davin, mungkin ia akan menemani Davin mabuk, dan kemudian mereka akan melakukan hal yang lebih setelah itu. Tatapan Deandra kosong menatap dirinya, 'perempuan kotor!' Maki Deandra pada dirinya sendiri, kopernya sudah ia rapikan beserta koper milik Davin, bed yang masih belum tersentuh akan menjadi saksi nanti malam. Deandra menarik nafas nya dalam dalam kemudian ia harus segera menemui Davin .

》》》

Tatapan Davin yang mulanya hanya mengarah pada gelas minuman nya tiba tiba terpaku pada sebuah objek indah yang hadir secara tiba tiba, matanya menjelajah mencari cari seseorang, kemudian ia tersenyum setelah menangkap Davin duduk pada sebuah meja sendirian, Objek itu berjalan menuju tempat Davin, Davin tak dapat mengelak kalau ia sangat indah, benar benar indah, sebuah ciptaan sang maha kuasa yang selalu tak ia lirik sama sekali selama ini.

Deandra, objek indah yang datang menghampiri Davin, Davin terus memandang keindahan tubuh Deandra, wajah cantik Deandra yang tak dibuat buat, "cantik" gumam Davin pelan, Deandra semakin mendekat ke arahnya, sementara Davin masih tersenyum secara tidak sadar memandang Deandra.
Davin menyadarkan lamunan nya begitu Deandra sudah sampai di meja yang ia tempati sendiri, duduk pada sebuah Janinge kursi bar di depan Davin.
"Kenapa malah kesini? Lo harusnya istirahat Deandra" ucap Davin.

Deandra tersenyum nakal pada Davin "I would like to accompany you Dav" Davin tersenyum geli melihat senyum nakal Deandra yang dibuat buat. Bakat Deandra untuk menjadi perempuan penggoda ternyata hanya sedikit, ia tak pandai melakukan itu.
"Baju lo terlalu kebuka, gak takut ada yang nyolek?"

"Kalau kamu yang nyolek, aku gak masalah Dav" lagi lagi Davin tersenyum geli melihat Deandra mengedipkan sebelah mata untuknya.

Davin berniat ingin meneguk Wine pada gelas yang baru saja ia angkat dari atas meja, namun tiba tiba Deandra meraih gelas itu dari tangan Davin dan meneguk sedikit Wine pada gelas itu, Deandra hanya ingin menyisakan bekas lipstick nya pada bibir gelas Davin, Davin menautkan alisnya kemudian tersenyum dan meraih gelas itu lalu meneguk Wine pada gelas itu dengan posisi bibir nya ia tempatkan pada bekas lipstick milik Deandra, Davin kemudian tersenyum sembari menjilat bibirnya sekilas "rasa bibir lo enak" ucap Davin sembari menyunggingkan senyum.

"I can give you more dav" kali ini Deandra memainkan lidahnya untuk Davin, Davin tersenyum membuang wajahnya asal.

"lo gak harus ngelakuin ini ke gue Deandra" lanjut Davin.

"Heum?" Deandra bergumam manja.

"Bukan gue orang nya, tapi Roy"

"Roy?" Seketika Deandra bertanya heran, kaget, bukan Davin tapi Roy? Maksud dari semua ini apa?

"Kakak gue, dia tertarik sama lo ketika liat lo di Alexis waktu perayaan perusahaan, dan gue ngelakuin semua ini bukan buat gue, tapi buat Roy" ucapan Davin membuat Deandra diam, bukan kehabisan kata kata namun ia bingung.

"Gue harap nanti lo lakuin apa yang harus lo lakuin"

"Dav? Kenapa?" Ucapan Deandra terhenti saking bingungnya.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang