Bagian Tujuh

1.4K 42 0
                                    

Hari ke 3

Davin melangkahkan kaki nya lancar, tak peduli gadis dibelakangnya berteriak teriak memanggil namanya, ia berhasil merebut ponsel gadis itu, ponsel dengan case berwarna pink, senyum kemenangan sudah Davin kuasai, pasti gadis itu akan akan segera memohon kepada Davin untuk mengembalikan ponselnya. Gadis itu? Gadis yang dulu menggilai Davin, mengejar ngejar Davin, tapi sekarang? Gadis itu tak lagi seperti dulu, dengan mudah nya ia melupakan Davin, padahal Davin sangat senang jika melihat wanita tergila gila padanya, hal paling Davin tidak sukai adalah ketika wanita yang pernah mencintainya dengan mudahnya melupakan Davin begitu saja padahal Davin belum sempat memberikan sebuah kejutan seperti yang ia lakukan pada wanita wanita lain. Gadis itu belum sempat merasa tersiksa  ketika Davin menyakitinya.

Davin melangkahkan kakinya untuk segera bergabung dengan Ito dan lain nya, duduk berkumpul untuk membicarakan hal hal yang tidak penting, apalagi kalau bukan wanita yang mereka perbincangkan. Davin datang dengan senyum sumringahnya.

"Kenapa lo? Itu handphone siapa unyu banget" Ito terkekeh menyadari Davin sedang menenteng ponsel hasil curian nya.

"Novia" jawab Davin simple.

"Si ratu Psikolog?" Davin mengangguk.

"Gila lo Dav, mau lo apain lagi tuh cewe? Bukan nya dia deket lagi sama mantan nya?" Ucap Fano

"Ya terus kenapa? Dia pikir ngelupain gue itu gampang? Gue bakal bikin dia tersiksa sama perasaan nya sendiri man" Davin tersenyum sinis.

"Genji sama Dion mana?"

"Masuk kelas" Fano menyesap batang rokoknya.

"yaudah kalo gitu gue cabut" Davin meninggalkan teman teman nya begitu saja, kemudian memasukan ponsel milik Novia ke dalam saku celana nya.

Ternyata kelas sudah riuh, semua sudah menempati kursi, Dion dan Genji sudah berada di sana menyisakan 1 kursi kosong untuk Davin, mereka duduk sejajar seperti biasa. Davin menjatuhkan tasnya di atas meja melirik sekilas kearah Deandra yang sempat melirik Davin sebelumnya, Deandra membuang wajah ketika Davin berhasil menangkap matanya yang sedang memperhatikan kedatangan nya. Davin hanya tersenyum kemudian pandangan nya ia alihkan kepada sosok yang baru saja datang diikuti sapaan nya, itu bu Citra.

Kelas mendadak sunyi berkat datang nya Bu Citra yang mengharuskan mereka fokus memperhatikan kedepan dan mengambil buku serta alat tulis dari dalam tas mereka.

30 menit kelas bu Citra berlangsung begitu saja, semua sibuk mendengarkan penjelasan yang bu Citra lontarkan, tak ada yang berani bersuara atau pun terbatuk sekali pun.

"Jadi, sebuah perusahaan berbisnis yang dikelola oleh banyak pemegang saham akan.." Ucapan bu Citra terhenti akibat ulah suara ponsel yang berdering beberapa kali.

Davin kalap mencoba mengambil ponsel berdering yang berasal dari saku celana nya dengan tergese gesa, sementara tatapan bu Citra sudah tajam ke arah Davin, 'Shiitt' ternyata ponsel milik Novia yang berulah kali ini, Davin berusaha mereject panggilan itu namun akibat keterburu buruan nya panggilan itu malah terangkat dan jempol kanan Davin tanpa diperintah menyentuk gambar speaker.

"Hallo, kenapa pesan aku gak kamu bales, kamu ada jam gak sekarang? kalo ada jam nanti kamu telfon aku balik aja, jangan lupa pulang kampus aku tunggu ya, maaf ya aku baru kabarin kamu"

suara seorang laki laki keluar dari ponsel itu, semua mata mentap Davin dengan tak percaya.

"Dav pacar lo?" Genji dengan bodohnya menanyakan satu hal yang membuat Davin geram.

"Davin gay?"

"Gila ternyata dia suka sama laki, pantesan semua cewe cuma dimodusin doang"

Terdengar beberapa lontaran yang entah dari siapa, Deandra memandang Davin dengan aneh, Davin gay? Sungguh Deandra pun tak percaya, tidak mungkin kalau Davin gay.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang