Lima-Belas

1.4K 50 1
                                    

"Lo tau gak sih pas adegan si Adrew tiba tiba nyelametin Caitlin pake tembak menembak itu sumpah itu keren banget, apalagi sikap Andrew yang susah ditebak itu bikin greget tau gak sih Dav"

Deandra sibuk menceritakan adegan demi adegan film yang baru saja mereka tonton di bioskop, Davin hanya mendengarkan tanpa berkomentar apapun, sibuk mengendarai roda empat yang masih ia sewa.

"Apalagi pas Andrew bawa lari Caitlin dari sandranya Jacob, uhhh romantis banget kan"

Mata Deandra berbinar binar membayangkan adegan romatis dari film itu, bibirnya tersenyum senyum sendiri.

"Adegan Davin bawa lari Deandra dari Roy juga gak kalah romantisnya dari mereka berdua deh kayanya" Davin tersenyum melirik Deandra sekilas yang mengatupkan mulutnya ketika Davin melontarkan kata kata nya itu.

"Itu bukan romantis, tapi itu gila" bisik Deandra pelan dengan tatapan mata yang menyipit tajam, seakan akan mata itu ingin membunuh Davin segera.

"Eh emangnya ada adengan sandera sanderaan?" Elak Davin dengan bodoh, pertanyaan yang membuatnya semakin bodoh dihadapan Deandra, ia berusaha mengelak dari tatapan Deandra, bibirnya gugup sebenarnya untuk mengucapkan kalimat elakan.

"Ada Dav...., trus yang Andrew bunuh polisi demi bawa lari Caitlin" ucap Deandra dengan antusias.

"Oh ya? Kok gue gatau ya" lagi lagi mulut Davin melontarkan kalimat yang membuatnya semakin terlihat bodoh, refleks mulut itu dengan mudahnya melontarkan kalimat yang sebenarnya tak ingin ia ucapkan.

"Lo gak meratiin ya? Atau lo tidur di bioskop?" Jari telunjuk Deandra menunjuk wajah Davin, tatapan nya mencecar kearah wajah Davin yang terlihat kaget dengan ekspresi Deandra padanya saat ini.

"Gue gak tidur!" Elak Davin membela diri.

"Trus? Oh gue tau, lo sibuk ngeliatin pasangan di kursi pojok kan? Dasar mesum!!"

"Enggakk!! Gue gak gitu!!" Davin membela diri dari tuduhan Deandra yang menyebutnya pria mesum, buat apa ia menyaksikan adegan pasangan itu, seperti tidak ada objek yang lebih menarik saja, toh terserah mereka mau berbuat hal apapun.

'Gue sibuk meratiin makhluk indah disamping gue Deandra' Batin Davin, ntah mengapa batin nya bekata seperti itu, terlalu jujur kah?

'Davin Davin apa yang lo pikirin sih!!' Batin nya kemudian mengelak, hati macam apa yang dengan kurang ajarnya berkata jujur atas apa yang ia rasakan selama didalam gedung bioskop tadi.

Ponsel Davin berdering menyadarkan pria itu dari apa yang sedang ia fikirnya dan apa yang sedang ia rasakan sedang beradu mempertahankan pendapat masing masing.

Davin menatap ponsel yang masih betah berdering, 'Roy' pria itu menelfon nya, pasti ia akan bertanya mengenai Deandra, dari semalam Roy tidak ada habis habisnya menghubungi Davin, mengirim pesan untuk Davin, Roy berpendapat bahwa Deandra melarikan diri, dan Roy meminta pertanggung jawaban Davin untuk segera mencari dan membawa Deandra pada nya lagi.

Davin melirik Deandra sesaat, gadis itu sedang sibuk dengan kuku kuku nya yang baru saja ia percantik di salon barusan, wanita memang aneh sampai kuku pun harus terlihat cantik. Davin segera mengangkat panggilan itu.

"Ya Roy"

"................."

Davin mendengarkan ocehan Roy disebrang sana, wajah Davin seketika terlihat marah dan dendam, ntah apa yang Roy sedang bicarakan pada Davin, mata Davin memerah berusaha menahan amarahnya. Cukup lama Roy berbicara ntah apa yang ia ucapkan, Davin berusaha menahan amarahnya.

"Silahkan!! Silahkan Roy!! Gue bukan pengecut kaya lo!!, Lo bisa kuasain Andalusia!! gue gak butuh!! Cukup!!! Cukup lo peralat gue buat kesenangan lo!! Lo sama ayah tuh emang gak pernah mikirin orang lain!! Pikirin ke depan nya,gausah lo pikirin gue!! pikirin nasib mereka!!!" Davin berbicara dengan nada tinggi membuat Deandra tersentak dan ketakutan, amarah Davin berkobar kobar, suara nya terdengar mengerikan, Tuhan? Davin tidak akan membunuhnya kan kali ini?

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang