Deandra masih memegang ponselnya dengan ragu, dilayar ponsel nya sudah tepampang beberapa digit nomor yang ia namakan 'Killer Croc', Deandra menamai nomor Davin diponselnya dengan tidak normal, alasan nya adalah agar tidak ada yang tau kalau ia memiliki nomor Davin, Nomor itu masih ia perhatikan dengan ragu, mau telfon atau tidak.
Deandra terus menimbang nimbang, takut Davin tak menjawab dan takut berbicara pada Davin. Deandra menggaruk rambutnya asal bingung karna jempolnya tak dapat bergerak untuk menekan gambar telefon di sisi rentetan nomor itu.Dengan ragu dan menahan takut, jempolnya ia paksakan untuk segera menyentuh gambar telefon itu, panggilan nya tersambung dengam Davin, namun masih belum Davin jawab, Deandra menggigit bibirnya panik menunggu Davin menjawab panggilan nya.
"Iya Hallo, siapa ni?" tiba tiba terdengar suara berat laki laki dari ponselnya, itu suara Davin, Davin sudah menjawab panggilan nya ternyata.
Jantung Deandra berdegup tanpa diperintah, bibirnya kaku, ia menelan ludahnya susah payah padahal ia baru kalimat pertama Davin yang ia dengar. Deandra sempat diam beberapa saat.
"Hal..llo Dav... ini, gue.. Dean..dra" Deandra berucap pelan penuh kehati hatian agak terbata bata.
"Oh, kenapa?" Balas Davin dingin.
"Kita bisa ketemu gak? Malam ini?" Ucap Deandra dengan ragu.
"Sebentar" lanjutnya kemudian.
"Lama?"
"Enggak ko janji" sergah Deandra cepat.
"Yaudah 1 jam lagi gue tunggu di Kaffe Bonie" Davin memutuskan panggilan itu sepihak, Deandra mengerutkan keningnya bingung, padahal ia belum selesai menelfon Davin tetapi lelaki itu mematikan panggilan nya begitu saja, bukan kah seharusnya si penelfon yang mematikan? Lantas?
Dan Deandra yang mengajak nya bertemu seharusnya Deandra yang menentukan tempat jam waktu namun lagi lagi ia yang menentukan, sehat kah Davin? Benar benar pria itu! Berbuat sesuka hatinya.》》》
Langkah Denadra memasuki pintu masuk Kaffe Bonie, tempat dimana ia akan menemui Davin, sesuai dengan perjanjian mereka barusan, salah! Bukan perjanjian mereka, tapi perjanjian Davin sepihak.
Dilihatnya Davin sudah duduk sembari menyesap kopi di meja pada sisi kanan Kaffe dekat dengan dinding Kaca, Davin mengenakan Jeans sobek merk Cardinal berwarna biru langit, Kaos lengan panjang Dark Grey, Jam tangan Casio hitam serta Sneakers Dongker yang menyempurnakan gaya Casualnya. Sebelah kaki nya ia tompangkan ke kaki satu nya, Deandra agak ragu sebenarnya untuk bertatap dengan pria itu, Sesekali Davin melirik ke arah jam tangan nya .
Deandra memberanikan dirinya untuk segera menghampiri Davin, Davin melirik kedatangan Deandra dengan wajah Innocent yang ia selalu pampangkan.
Kemudian Deandra segera duduk dikursi hadapan Davin. "Sorry kalo gue lama" Ucap Deandra.
"Lo kenapa pake kaca mata item? Sakit mata? Bintitan? Dikencingin kecoa?" Davin tersenyum sedikit tertawa melihat kaca mata hitam terpasang rapi di atas hidung Deandra menutupi kedua matanya.
"Gapapa, biar stylish aja" Alibi Deandra berlagak sok pede.
"22 menit lewat 16 detik lebihnya" Davin membuang tatapan nya ke arah jalan yang dibatasi oleh dinding kaca sebelahnya.
"Lo kenapa tadi gak ngampus?" Deandra berbasa basi pada Davin.
Davin melirik sekilas ke arah Deandra. Lalu matanya beralih kepada seorang pramusaji Kaffe itu, "mba!" Panggil Davin dengan lambaian tangannya.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Davin pada Deandra setelah Pramusaji itu menghampiri mereka.
"Strawberry yogurt milk shake"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...