"Lo kenapa lagi sih Nov?" Suara Davin terdengar sedikit terengah engah. Ia baru saja menghampiri Novia yang baru saja bertindak tak normal.
"Kenapa? Kamu gak suka?!" Bentak Novia dengan suara keras.
Davin masih mengatur nafas yang belum beraturan. Hujan deras mengguyur tubuh mereka, tak peduli dengan deras nya air hujan.
Davin benar benar tak habis fikir atas perlakuan Novia barusan, Novia baru saja akan mencelakai seseorang.
"Jawab Dav!! Seberapa penting aku dari pada dia sekarang?!!" Teriak Novia, untung tempat itu sepi, di jalanan dekat kampus yang memang sudah tak ada lalu lalang orang atau kendaraan, mungkin akibat huja deras yang mengguyur kota yang mengakibatkan orang orang pejalan kaki atau kendaraan bermotor lebih memilih menepi dari pada harus menerobos hujan deras itu.
"Apa mau lo?hah!!! Jangan pernah nyakitin Deandra!!! Kenapa lo tadi berusaha tabrak Deandra pake mobil lo dengan segaja?"
Bentak Davin dengan kesetanan, dirinya benar benar sangat marah, kalau saja tadi Davin tidak segera menolong Deandra dengan cepat mungkin tubuh itu sudah tertabrak.
"Jawab Noviaaaaa" ucap Davin, kali ini nada nya lebih rendah namun penuh dengan amarah, matanya memandang Novia dengan sangat geram.
"Harusnya kamu gak nolong dia, biar dia mati, biar gak ada lagi yang deketin kamu, setelah itu Erina yang akan mati dan gak ada lagi yang deketin Arga"
"Dasar Egois!! Dengan cara lo yang seperti itu, tanpa sadar lo bakal dijauhin sama orang orang yang lo anggap sayang" Davin benar benar tak habis fikir, mungkin Novia sudah sakit jiwa kali ini.
"Aku cuma gak mau aku kehilangan aku disaat kaya gini, kamu harus bantu aku buat dapetin Arga lagi, aku sayang sama kamu, cuma kamu yang bisa nolong aku" Kali ini Novia menangis sesegukan, menjatuhkan bulir bulir air matanya berbarengan dengan hujan, entah apa yang gadis itu fikirkan dan rasakan, apa tega Davin meninggalkan gadis itu dengan keadaan yang sangat tidak baik?
Davin terdiam dengan penuh dendam, mengapa harus ia yang berada di dalam posisi saat ini, diantara dua pilihan yang sama sama akan menjadi boomerang bagi dirinya, hanya kehidupan atas pilihan nya sendiri yang ia inginkan, bukan seperti ini, ternyata kalau hanya mengejar materi hidup tidak akan selamanya bahagia.
---------
"Dean ada di dalem Dav, tadi udah gue obatin lukanya, lagian Novia kenapa ngelakuin itu sih?" Davin sudah berdiri di depan kost milik Dion, memang sengaja tadi Davin menyuruh Dion dan Genji membawa Deandra ke kost Dion, sementara ia harus menyelesaikan permasalahan itu dengan Novia.
Davin menggeleng dengan membuang muka "gue juga gak ngerti, ucapan dia gak main main ternyata semalem" .
Dion yang sudah tau semua persoalan nya ia mengernyitkan dahi.
"Kalo kaya gini terus Deandra gak aman" ucap Davin bingung.
"Lo mau mutusin Deandra?" Tanya Dion.
Davin mengeleng "enggak, gue gak siap kehilangan dia"
Dion tersenyum kecil "ternyata Deandra udah bikin lo tobat ya Man" .
Davin mengangguk sembari tersenyum "gue kedalem dulu".
Di dalam ternyata Deandra sedang bermain ludo dengan Genji, bisa bisanya si Genji menghibur Deandra, dengan cemilan cemilan yang berserakan pasti Genji yang membeli itu semua, percaya atau tidak buktinya adalah semua cemilan yang berserakan itu adalah jenis cemilan yang selalu Genji beli di minimarket, tak lupa ada susu kotak strawberry juga.
Berkat kedatangan Davin menyadari Genji yang sedang bermain "widihh, abis ujan ujanan neh, gue juga udah lama gak maen ujan ujanan, yuk Dav ujan ujanan lagi" celoteh Genji membuat Dion menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra dan Waktu
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai mengagumi seorang putra billionaire berotak cerdas, bukan idola kampus namun tak sedikit wanita yang akan...