Aku yang biasa nya masih tertidur kini terbangun lalu aku pun memakai traning dan baju lengan pendek tak lupa mengikat rambut ku dan memakai sepatu lantas berlari kecil di jajaran komplek yang katanya sih elit tapi tidak menurut ku.
Alasan tak lain dan tak bukan karena masih terdapat sampah-sampah bertebaran di mana kata nya elit?kok sampah masih ngejlimet?rumah aja gede-gede, mobil nya berjejer tapi sampah disekitar tidak ada yang peduli?
Ketika aku mengelap dahi ku yang mulai berkeringat tak sengaja aku berpapasan dengan pria yang teramat tampan, aku melamun melihat wajah nya yang sexy semakin kulihat semakin sexy terlebih ketika dia mengelap keringat yang mengucur didahi nya yang sempit,
"Sorry ya." Ucap dia lalu pergi meninggalkan aku.
"Sama-sama." Ucapku yang melihat kepergian pria tadi.
"Sungguh disayangkan aku belum sempat tahu nama nya, udah ganteng,manis,sexy lagi." Batin ku terus berceloteh.
Sesampainya dirumah
Aku terus saja memikirkan pria tersebut, uhh siapa sih dia?pingin bisa kenal hiks.Cklekk (pintu terbuka)
"Sayang,kamu belum tidur ya?"
"Iya belum kok,ayah sendiri kenapa belum tidur?"
"Ayah hanya memikirkan masa depan kamu," Kurasa Ayah ada inginnya.
"Maksud Ayah?"
"Maksud Ayah kapan kamu ingin menikah?usia kamu sudah 23 tahun sayang, sudah cukup seorang wanita menikah, Ayah juga ingin menggendong cucu dari kamu." Ayah ku memelas.
"Ayah,bagaimana ingin menikah calon nya saja aku tidak punya yah,karena kan selama ini aku pokus bekerja dan minggu digunakan untuk istirahat total lalu bagaimana caranya aku untuk mencari calon suami Ayah."
Aku mengeluh pada Ayah, lagi pula aku belum ingin menikah sebab aku masih ingin mencari keberadaan Rio, semoga saja Rio akan dipertemukan kembali dengan ku.
"Ya sudah Ayah akan izinkan kamu untuk mencari calon suami ketika libur jadi jangan hanya istirahat namun berusaha untuk itu dulu ya sayang, oiya minggu depan kita ke bioskop nonton yuk, kan ada film terbaru." Ayah menatapku.
"Terimakasih Ayah atas kebijakannya,oiya untuk apa Yah? Jarang sekali Ayah mengajak ku kesana?nonton pula?aku takut Ayah."
Aku menunduk kan kepala."Ya sesekali, kan terakhir kita nonton pas umur kamu masih 19 sayang. Ayah kangen, Btw kamu kenapa takut?kan ada Ayah." Ayah mengusap kepala ku lembut.
"Iya juga sih Yah, justru itu Yah ada Ayah aku takut." Aku bermimik serius.
"Coba cerita sama Ayah kenapa?."
Ayah semakin mendekatkan jarak duduk nya untuk mendengarkan aku berbicara.
"Aku kan masih muda, terus Ayah sudah lanjut usia nanti kalo kita nonton berdua orang yang melihat kita akan beranggapan kita adalah sepasang kekasih. Dan aku akan dicap jalan sama om-om hihihi."
Aku mulai melucu dan tertawa garing. Tapi tunggu kulihat wajah Ayah murung dan menunduk sedih.
"Hey Ayah,aku hanya bercanda saja. Tidak mungkin aku malu jalan sama Ayah, aku bangga dong Yah."
Aku memeluk ayah dengan sangat erat jujur aku merasa bersalah.
Tes(setetes air mata jatuh dilengan ku,Ayah menangis)
"Ayah maafin aku,maafin Yah." Aku menangis dan semakin mempererat pelukan ku kepada Ayah.
"Ayah maafin kamu kok sayang, Ayah nangis bukan karena Ayah marah sama kamu. Tapi karena Ayah sangat sayang sama kamu. Ayah hanya membayangkan kamu pergi tinggalin Ayah. Kamu kan anak satu satu nya Ayah." Ayah mengelus punggung ku dan memeluk ku erat.
"Ayah aku gak akan pernah ninggalin Ayah kok, aku janji." Aku mencium Ayah.
"Terimakasih nak, yasudah kamu bobo sana besok kan mesti bekerja."
Ayah bangun dari duduk nya lalu pergi dan menutup pintu kamar ku.
Keesokan hari nya aku berangkat kekantor bersama Ayah tercinta,
***
Seperti biasa jika aku dan Ayah datang para karyawan menyambut hormat.
"Pagi Pak, pagi Bu." serentak mereka mengucapkan selamat pagi.
"Pagi juga." Aku dan Ayah tersenyum
Itulah rutinitas kami dikantor sapa menyapa.Ayah direktur diperusahaannya dan aku adalah sekretaris nya jadi aku tidak terlalu kaku dengan atasan ku sebab beliau adalah Ayahku sendiri.
Heheh tetapi Ayah selalu mengeluh agar aku segera memiliki suami agar menggantikan posisi Ayah karena usia Ayah sudah semakin renta.
Kami pun beraktivitas seperti biasa,
Dan waktu makan siang pun tiba.Aku berjalan menuju kantin untuk mengisi perut yang kosong karena belum terisi makanan, namun ku melihat seseorang yang tak asing bagiku, pria itu Rio.
"Rio, kamu Rio kan ya?."
Tanya ku kepada seseorang yang memakai seragam Ob.
"Iya memang benar, ada apa ya Bu?Ibu mengenal saya?" Tanya nya sambil menyeruput secangkir kopi.
"Ini saya teman kamu pas di Sma Yo,panggil saja aku Ify ya. Kamu ingat kan?" Aku tersenyum hangat.
"Oh kamu Fy, bagaimana kabar nya?" Rio menjabat tangan ku kuperhatikan Rio melihat ku dari atas hingga bawah.
"Alhamdulillah baik Yo, Yo aku kangen banget sama kamu."
Mata ku berkaca-kaca. Aku tak menyangka Rio bekerja di kantor Ayah namun aku tidak pernah menyadari nya.
"Aku juga Fy,kamu sudah menikah?" Rio bertanya dan membuat ku dag dig dug.
"Belum ,aku fokus karir Yo. Karena aku selalu teringat sama kamu Yo, aku yakin Tuhan akan mempertemukan aku dengan kamu lagi. Dan ternyata kita memang bertemu Yo."
Nada bicara ku jelas terdengar ceria ditelinga siapapun yang mendengarnya.
"Yo ini kartu nama ku,kalau kamu butuh sesuatu hubungi aku saja ya, aku akan selalu siap membantu mu kapan pun kamu butuh aku."
Aku memberikan kartu namaku kepada Rio dan Rio menerima nya.
"Terima kasih Fy kamu memang wanita yang baik." Rio tersenyum kepada ku, aku mengalami dejavu aku mengingat senyuman Rio yang diberikan nya dulu kepada ku.
"Ya sudah Yo,aku ingin keatas dulu ya."
Aku pergi dari hadapan Rio, jadi aku hanya membeli sebungkus roti saja. Karena tiba-tiba perut ku yang lapar seketika kenyang mungkin karena aku baru bertemu cinta pertama ku lagi.
Semenjak hari ku bertemu dengan Rio semua terasa menyenangkan aku pun berubah menjadi seseorang yang ceria.
Setiap makan siang aku selalu membawakan Rio bekal sebenarnya ku melihat Rio seperti tidak nyaman, namun aku tidak peduli karena aku sayang Rio.
Banyak yang berubah dari Rio. sekarang Rio menjadi perokok setiap setelah makan siang ia menghisap ujung rokok dengan gesit nya , jujur saja aku ilfil melihat ia merokok karena dia dulu selalu bilang tidak suka asap rokok namun sekarang dia sendiri yang melakukan itu.
Tapi hal itu tak membuat ku berhenti untuk mendekati nya. Walau ia kini hanya seorang office boy namun ketampanan wajah nya tidak pernah memudar sejak dulu ,malah wajah nya terlihat sexy karena ada kumis tipis.
Pada hari sabtu Rio menghubungi ku dia meminjam uang. Aku sangat senang Rio meminta bantuan ku.
Rio meminjam uang sepuluh juta rupiah memang bukan jumlah yang sedikit tetapi aku memberikannya kepada Rio. Ketika aku bertanya ada masalah apa dia selalu berkata masalah pribadi dan aku tidak boleh mengetahuinya. Yasudah lah karena dia tak mau memberitahu nya.
Bersambung.
***
Kulihat kau berbeda dari yang dulu.
Kau, sekarang lebih cantik dan terlihat dewasa.-Rio.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah TakdirKu
De Todo[CERITA LENGKAP] [Jangan lupa follow me] Hubungan yang bertahan lama itu bukan menjadi jaminan kebahagiaan. Begitupun dengan hubungan Alyssa dan Rio. Mereka berpacaran cukup lama namun perlahan sikap Rio berubah. Alyssa merindukan Rio yang dul...